PASURUAN, FaktualNews.co – Video saling dorong diduga antara warga Nahdliyin dengan jamaah cingkrang Wahabi di sebuah masjid kawasan Kota Pasuruan, Jawa Timur, viral di media sosial (Medsos) dan tersebar di grup-grup Whatsapp.
Dalam video tersebut, nampak warga yang mengenakan peci putih bertuliskan Nahdlatul Ulama warna hijau didorong oleh jamaah lain yang diduga pengikut Wahabi.
Menurut informasi yang beredar di grup Whatsaap, yang mengatasnamakan Muhammad Idris, Satkorwil Banser Jatim aksi saling dorong tersebut dipicu oleh aksi dari pihak kelompok yang diduga Wahabi.
Pada salat tarawih awal bulan Ramadan itu, sebenarnya yang ditunjuk sebagai imam dan sesuai jadwal imam salat tarawih yakni perwakilan dari Kemenag Pasuruan. Namun, sejumlah orang justru datang sejak awal dan berusaha mengambil alih posisi imam salat tarawih.
Menurut sejarah berdirinya Masjid Hidayatullah di Kota Pasuruan yakni didirikan oleh masyarakat Nahdliyin setempat bersama Kemenag Kota Pasuruan. Karena melemahnya kegiatan di masjid tersebut, sedikit demi sedikit dikuasi oleh jamaah salafy. Diam-diam mereka membuat Nadhir dan takmir bahkan memnhat yayasan pendidikan TK Hidayatullah.
Diawal tahun 2019 masyarakat Nahdliyin NU setempat yg dibantu oleh Kemenag Kota Pasuruan memulai meminta Masjid tersebut agar bisa dikelola kembali, namun proses tersebut sering terjadi gesekan seperti saling berebut untuk bisa menjadi imam sholat dan membuat kegiatan.
Tiga bulan terakhir, masyarakat Nahdliyin setempat mendapat dukungan baik dari PC NU, Wakil Wali Kota dan pihak Polresta Pasuruan untuk melaksanakan salat jamaah di masjid tersebut untuk meyakinkan bahwa masjid itu milik umat muslim Nahdliyin. Namun, jamaah salafi bersi keras untuk menguasai masjid tersebut bahkan mengancam akan mengajukan proses hukum.
Nah, pada Minggu (5/5) kemarin, terjadilah gesekan antara jamaah salafy dengan masyarakat nahdliyin sekitar. Mereka sengaja mengundang kelompok yang sepaham untuk sholat magrib namun tidak kunjung selesai dengan tujuan agar menguasai salat tarawih pada waktu itu.
Ketika masyarakat nahdliyin datang hendak melaksanakan salat tarawih, terjadilah aksi dorong dengan kelompok jamaah salafy tersebut.
Sementara informasi yang beredar di Whatsapp, berdasarkan rilis yang mengatasnakan Ketua PCNU Kota Pasuruan Abdul Wahib jika gesekan antara warga NU itu memang terjadi. Namun bukan merupakan pengusiran.
“Kalau dikatakan warga NU diusir itu tidak benar dan berlebihan. Saat itu hanya terjadi tarik menarik masalah siapa yang jadi imam dan sesuai jadwal imam tarawih waktu itu dari kemenag, tapi dihalang-halangi oleh jamaah salafy,”.
“Waktu itu, jamaah salafy cukup banyak. Karena, sebelumnya mereka mengundang jamaah yang sepaham dari luar sehingga soft satu, dua dan tiga penuh dengan jamaah salafy. “Paimaman pun mereka kuasai, itulah akhirnya terjadi gesekan,” tulis dalam pesan yang beredar.
“Agar gesekan antara warga nahdliyin dan jamaah salafy yang seharusnya tidak terjadi malam itu, maka sebanyak 300 jamaah Nahdlatul Ulama (NU) dan Barisan Ansor Serba Guna (Banser) disipakan untuk meminimalisir agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Alhamdulilah malam ini berjalan tanpa ada gesekan,”.
Hingga berita ini diturunkan, belum afa konfirmasi resmi perihal kebenaran video tersebut. Redaksi FaktualNews.co masih berupaya melakukan konfirmasi ke berbagai pihak terkait dengan viralnya video itu.