Peristiwa

BBWS Abaikan Penyebab Banjir di Tempuran Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, hingga sampai saat ini belum turun tangan dalam upaya pembersihan Dam Sipon yang di sebut-sebut sabagai penyebab meluapanya avur sungai Gunting hingga mengakibatkan dua dusun di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, tergenang banjir.

Padahal, upaya pembersihan Dam Sipon merupakan instruksi langsung dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa setelah memberi bantuan dan memantau langsung kondisi banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto.

“BBWS Brantas belum melakukan apapun. Padahal instruksi dari Gubernur Jatim kemarin supaya pihak yang berwenang mengatasi sumbatan tersebut. Siapa yang berwenang? Ya BBWS Brantas,” ungkap Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini, Selasa (7/5/2019).

BBWS Brantas yang menjanjikan akan membawa alat untuk membersihkan sumbatan di Dam Siphon, siang tadi justru mendatangi posko bencana banjir BPBD Mojokerto di Dusun Tempuran. Petugas berjumlah 4 orang itu menyatakan pembersihan Dam Siphon menjadi tanggung jawab Perum Jasa Tirta (PJT).

“BBWS Brantas malah menunjukkan ke saya adanya PP No 46 tahun 2010 tentang PJT. Bahwa mereka telah menyerahkan pengelolaan 40 sungai kepada PJT. Namun, aturan itu masih kami pelajari,” terang Zaini.

Di lain sisi pihaknya telah melakukan rapat bersama dengan PJT. Dan PJT menyatakan Dam Siphon menjadi tanggung jawab BBWS Brantas. “Sudah pernah kami tanyakan ke PJT saat awal banjir, kata PJT itu kewenangan BBWS Brantas,” tandasnya.

Zaini mengungkapkan, memasuki hari ke enam, banjir di Dua Dusun di Desa Tempuran Selasa (07/05/2019) sudah terlihat surut. Jumlah rumah penduduk yang terdampak juga berkurang.

“Di Dusun Tempuran tinggal 13 rumah dan 39 jiwa yang terdampak banjir. Kalau di Dusun Bekucuk tinggal 19 rumah atau 57 jiwa yang terdampak. Dan untuk ketinggian air di jalan kampung saat ini 20-30 cm, sedangkan yang masuk ke rumah-rumah warga tinggal 10-15 cm,” kata dia, Selasa (7/5/2019).

Menurut Zaini, surutnya banjir di Desa Tempuran, karena berkurangnya intensitas hujan kiriman air dari wilayah hulu Sungai Watudakon.
Pemicu utama banjir di Desa Tempuran yaitu tersumbatnya 2 pintu air di Dam Siphon.

Sampai siang ini dapur umum masih dibuka di Dusun Tempuran. Posko kesehatan banjir juga berada di kampung yang sama. Petugas medis dan BPBD melakukan penyisiran ke warga terdampak banjir untuk mengecek kesehatan mereka.

Sebelumya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada Senin (6/5/2019) mengatakan, pihaknya telah meminta BBWS Brantas untuk membersihkan sampah yang menyumbat 2 pintu air di Dam Sipon. Tersumbatnya pintu air tersebut mengakibatkan Sungai Watudakon dan Balongkrai melupa ke permukiman penduduk.

“Sungai Watudakon dan Balongkrai perlu juga kita lihat dulu hulunya. Supaya solusi bersifat jangka panjang,” tandasnya.