FaktualNews.co – Menjalankan ibadah puasa adalah hal yang wajib bagi setiap umat Islam. Namun terkadang ada hal-hal tertentu yang bisa menyebabkan berpuasa tidak bisa dijalankan oleh semua orang. Misalnya, karena gangguan penyakit seperti diabetes.
Para peneliti menunjukkan bahwa berpuasa secara teratur meningkatkan metabolisme dan mengurangi risiko penyakit. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang telah mengembangkan pradiabetes.
Pradiabetes adalah kondisi metabolik di mana kadar glukosa darah sudah naik tetapi belum mencapai level yang khas untuk diabetes. Penyandang pradiabetes belum terkena diabetes, perubahan gaya hidup seperti penurunan berat badan dan olahraga dapat mencegah perkembangannya menjadi diabetes.
Kini telah diketahui ada strategi yang lebih efektif untuk mencegah pradiabetes menjadi diabetes dengan berpuasa. Puasa memiliki potensi untuk mencegah diabetes di masa depan, kata pemimpin studi Benjamin Horne.
Dokter dari Intermountain Medical Center di Murray tersebut selama bertahun-tahun telah mempelajari efek berpuasa teratur pada kesehatan. Dalam studi sebelumnya, dia menemukan bahwa orang-orang yang selama bertahun-tahun secara teratur berpuasa biasanya karena alasan agama memiliki risiko rendah untuk terjangkit diabetes atau penyakit jantung koroner.
Kita telah mengetahui untuk beberapa waktu bahwa puasa itu sehat tetapi mekanisme biologis di balik itu baru kita temukan sekarang dia menjelaskan.
Orang yang beresiko diabetes
Untuk penelitian awal, para relawan merekrut dua belas orang laki-laki dan perempuan yang memiliki berat badan normal yang berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2. Mereka semua sudah memiliki pradiabetes, yang merupakan prekursor diabetes. Hal ini berarti gula darah puasa mereka di atas nilai 100 mg/dL. Selain itu, masing-masing peserta memiliki salah satu faktor risiko tambahan berikut :
1. Lingkar pinggang yang relatif besar
2. Kadar trigliserida tinggi
3. Rendahnya kadar kolesterol HDL yang baik
Selama periode enam minggu, para peserta berpuasa seminggu sekali selama 24 jam. Selama berpuasa mereka hanya minum air.
Penurunan kolesterol
Bahkan setelah waktu yang relatif singkat itu, efeknya nyata: kadar kolesterol secara keseluruhan turun sampai dua belas persen.
Setelah 10-12 jam berpuasa, tubuh menggunakan sumber energi lain sebagai glukosa darah, tulis para peneliti. Kami percaya bahwa yang digunakan adalah kolesterol, kata Horne dan terutama kolesterol jahat LDL di dalam sel-sel lemak. Hal ini pada akhirnya dapat mengurangi resistensi insulin dari sel-sel, mekanisme penting untuk pengembangan diabetes.
Resistensi insulin adalah kurangnya sensitivitas sel-sel tubuh terhadap hormon insulin, yang diperlukan untuk memasukkan gula ke dalam sel-sel. Untuk mengatasi hal ini, pankreas harus menghasilkan insulin dalam jumlah lebih banyak. Akhirnya, ketika pankreas mencapai batas maksimal kemampuannya, tingkat gula darah naik. Pradiabetes kemudian berubah menjadi diabetes tipe 2.
Sel dalam modus perlindungan
Peningkatan katabolisme kolesterol LDL selama berpuasa bisa membalikkan proses ini, kata para peneliti. Selain itu, sel-sel tubuh berada dalam mode perlindungan diri di saat kita berpuasa sehingga mengoptimalkan fungsi mereka dan lebih sensitif terhadap insulin. Para peserta juga kehilangan berat badan, yang berkontribusi pada peningkatan kontrol metabolik.
Dalam penelitian selanjutnya, mereka ingin mengetahui berapa lama dan seberapa sering orang harus berpuasa untuk mendapatkan manfaat dari berpuasa. Nah, terbukti kan bahwa berpuasa itu menyehatkan.