Berkat Ketelatenan dan Kesabaran Sang Ibu
Gus Roqi, Tuna Netra Asal Mojokerto, Hafal Al Qur’an
MOJOKERTO.FaktualNews.co – Isyroqi Nur Muhammad Limi’roji, yang akrab dipanggil Gus Roqi. Sejak kecil sudah tak bisa melihat alias tunanetra. Dia hanya mendengarkan dan menirukan lafadz Al-Qur’an dari sang ibu, kini dia sudah hafal Al-Qur’an 30 jus.
Sore itu, Jum’at (10/05) sekitar pukul 16.00 WIB. Suasana Ramadan sangat terasa di sebuah pondok pesantren bernama Hidayatul Hidayah di Desa Mojogeneng, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto.
Santriwan santriwati nampak berbondong memegang dengan membawa Al-Qur’an untuk menyegerakan mengaji. Namun, ketika itu, pandangan tertuju pada seorang pemuda berusia 18 tahun.
Tanpa didampingi siapapun, ia berjalan seperti orang pada umumnya, menuju sebuah gubuk di tengah tengah asrama Al Qurtubi. Meski ia sebenarnya tak bisa melihat. Dia nampak hanya mengandalkan indra pendegaran mengarah pada sumber suara.
“Saya seperti ini sejak saya lahir. Namun saya bercita-cita bisa meneruskan perjuangan sang ayah almarhum Syaifudin Yahdib yang meninggal dua sejak 2005 silam,”ujarnya.
Kondisi Gus Roqi ini sama dengan almarhum ayahnya, almarhum Syaifudin Yahdi. Karena keterbatasan fisiknya itu, dia tak pernah mengenyam pendidikan formal.
“Saya menghafal Al Qur’an sejak usai 8 tahun sampai usia 14 tahun. Jadi, butuh waktu selama 6 tahun untuk hafal 30 juz,” kata Gus Roqi, Jum’at (10/5/2019).
Dia bercerita, selam 6 tahun menghafal Al-Qur’an dia hanya didampingi oleh sang ibu. Mustafridah (44) yang juga hafal Al Q’uran dengan telaten dan sabar melantunkan setiap ayat kitab suci umat Islam tersebut.
Setiap ayat yang dilantunkan ibunya, itulah yang ditirukan Gus Roqi sampai benar-benar hafal dan fasih pelantunannya. Metode hafalan kitab suci ini diterapkan ibunya setiap hari selama 6 tahun lamanya.
Rata-rata dia menghabiskan waktu 15-30 menit setiap harinya untuk menghafal setiap ayat Al Qur’an.
“Selama proses menghafal Alquran itu saya belum hafal huruf-huruf hijaiyah karena tidak bisa membaca Alquran. Oleh sebab itu saya tidak menggunakan Al Qur’an braille,” ungkapnya.
Sewaktu menghafal Al Qur’an, Gus Roqi anak kedua dari pasangan almarhum Syaifudin Yahdi dan Mustafridah tak pernah patah arah.
“Sebenarnya diberi waktu dua tahun untuk menghafal Al Qur’an, Namun karena kondisi dan dicampur rasa malas, akhirnya molor menjadi 6 tahun.”terangnya sambil tersenyum.
Gus Roqi menuturkan, menghafal Al Qur’an tidak sepenuhnya menjadi keinginannya. Menurutnya, ibunyalah yang bersikeras mengajarinya untuk menghafal kitab suci. Keinginan keras sang ibu semata-mata untuk menjalankan wasiat ayahnya sebelum meninggal dunia akibat penyakit liver Januari 2005 silam.
“Kalau saya pribadi menghafal Al Qur’an untuk Allah SWT. Juga untuk membanggakan orang tua sekaligus meneruskan perjuangan almarhum abah saya, “pungkasnya.