FaktualNews.co

Jare Cak Besut

Akal Panjang Pelaku Korupsi, Sepanjang Kain Gratis Untuk Njomplang

Jare Cak Besut     Dibaca : 3088 kali Penulis:
Akal Panjang Pelaku Korupsi, Sepanjang Kain Gratis Untuk Njomplang
Jare Cak Besut

Bulan ramadan tahun ini menjadi berkah tersendiri bagi Rusmini. Warung kopi miliknya yang biasa tutup jelang tengah malam, kini buka hingga menjelang subuh. Rusmini seolah mengerti, bagaimana menjaring para pencandu kopi yang mengganti aktivitasnya. Para penikmat rasa pahit ini seolah bermetamorfosa menjadi nokturnal selama sebulan lamanya. Dari terdengarnya adzan maghrib hingga adzan subuh, warung Rusmini tak pernah sepi pengunjung.

Entah sudah janjian sebelumnya atau memang kebetulan, malam itu menjelang sahur, nampak tiga sekawan, Cak Besut, Lek Sumo dan Man Besut nampak gayeng menikmati kopi ala Rusmini sambil bercengkerama tentang gonjang ganjing Kadipaten Njomplang. Man Gondo yang masih penasaran dengan rencana pemerintah memberikan seragam gratis yang diganti menjadi kain seragam gratis ini terus menggulirkan sejumlah pertanyaan kepada Cak Besut.

“Cak, aku penasaran karo proses lelang kain seragam gratis iku, kabar angine malah seng ngondisikan aparat seng nyekel undang-undang makane terkesan tutup mata, iku bener ta ?,” tanya Man Gondo.
“Bukan menjadi rahasia umum lagi kalau iku, tapi ibarat entut, krungu suoro ne badhek ambune tapi gak iso dicekel bentuk e,” jawab Cak Besut Santai.
“Loh kok malah ngeri kadipaten iki, malah aparat kok iso dilibatno urusane lelang ?,” sela Lek Sumo.

Cak Besut hanya tersenyum, ia kembali menghisap rokok putih favoritnya. Sudah tak terhitung berapa batang rokok yang telah habis dibakar. Semenjak puasa, dalam semalam tak kurang 2 pak rokok ia habiskan. Kecanduan pada rokok kian parah. Bagaikan balas dendam karena adanya batasan merokok disiang hari, membuat Cak Besut semakin menggila ketika waktu bebas makan dan rokok tiba. Setelah beberapa saat terdiam Cak Besut kembali membuka suara.

“Wes mboh lah, riko-riko tak ceritani tapi ojo dianggap cerito ku bener, anggepen koyok entut ae,” lanjut Cak Besut. Cak Besut menceritakan, jika kemarin telah muncul pemenang dalam lelang kain seragam gratis tersebut. Ada tiga pemenang, Satu dari pulau Bangli, yang kedua dari Kota Surobajul, satu lagi dari Njomplang sendiri. Ketiga pemenang ini konon bisa menang lelang karena ‘titip’ spek kepada oknum jekso.

“Jekso iku ajek oleh mekso, ojo mbok sangkut pautno karo salah satu profesi. opo o tak sebut jekso karena oknum ne lek njaluk-njaluk gak ngerti wayah yo karo mekso hehehe…,” terang Cak Besut dengan gayanya. Melalui oknum jekso menurut kabar angin yang diterima Cak Besut, spek kain titipan tersebut diberikan kepada Indro salah satu petugas lelang. Dan Indro menyampaikan spek ini kepada Arafik. Proses lelang pun sebenarnya sudah sejak lelang diumumkan ke publik.

“Lah lek ngunu lapo kok atek lelang, gak langsung ae Cak ditunjuk ngunu,” tanya Man Gondo polos.
“Lah lek penunjukan aturane iku barang atau jasa yang akan dikerjakan pihak penyedia harus dibawah 200 juta, lah lek diatas iku opo maneh muni Meter, yo kudu dilelang, tapi lelang apen-apen,” jawab Cak Besut.
“Indro iku sopo se Cak ? terus Arafik iku sopo ?,” tanya Lek Sumo memotong cerita Cak Besut. Cak Besut kembali terdiam.

Ia menerawang langit diatas Kuto Njomplang yang kian gelap. Suasana kembali hening. Sejumlah penikmat kopi sudah berangsur meninggalkan warung Rusmini. Tinggal tiga sekawan ini dan tentunya si empunya warung. Rusmini yang sedari tadi sibuk meladeni para pembeli, nampak sudah sedikit santai. Ia pun terlihat mulai berkemas untuk menutup warungnya. Tak terasa waktu terus berputar. Malam telah berganti dini hari. Sebentar lagi adzan subuh akan berkumandang. Belum tuntas Cak Besut bercerita, suara sexy Rusmini memecah kesunyian.

“Wes cerito ne dilanjut mene, ayoo moleh, wayahe sahur…mare ngene wes imsyak,” cerocos Rusmini.
“Lhuk…iyo e, gak kroso wes isuk,” tukas Man Gondo.
“Wes dilanjut mene ae cak cerito ne, aku tak moleh timbang paijah mecucu ae lambene,” sambung Lek Sumo.
Cak Besut pun hanya tertawa mendengar celoteh sohibnya tersebut. Ia pun membayar sejumlah kopi dan camilan yang dimakan bareng sahabatnya. Ketiga sejawat inipun berpamitan ke Yus Rus sembari meninggalkan warung Rusmini yang mulai nampak reot termakan usia. Sambil bersenandung kecil, sayup – sayup terdengar…

Jare Cak Besut….

Kalau ada sumur di ladang
Jangan diintip gadis yang mandi
Koruptor itu akalnya panjang
Jaksa pun diajak kompromi

* Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Tim Redaksi FN