Ramadan

Jasa Penukaran Uang Baru Mulai Menjamur di Jalanan Surabaya

SURABAYA, FaktualNews.co – Sepuluh hari pelaksanaan puasa Ramadan, jasa penukaran uang baru, mulai menjamur di pinggir jalanan Kota Pahlawan. Mereka banyak di jumpai di beberapa titik, salah satu di Jalan Bubutan hingga Jalan Indrapura, Kota Surabaya.

Disepanjang jalan itu, terlihat beberapa penyedia menawarkan jasa penukaran uang pecahan baru kepada pengguna jalan yang melintas.

Basrowi (50), pria berdarah Madura selaku salah satu penyedia jasa kepada media ini mengaku, sudah empat hari dirinya menawarkan jasa penukaran uang pecahan baru di pinggir jalan tersebut.

“Saya sudah empat hari menawarkan jasa penukaran uang pecahan baru di jalan ini,” ujar Basrowi, Rabu (15/5/2019).

Pekerjaan itu, diakui Basrowi, merupakan pekerjaan sampingan yang rutin dilakoni setiap tahun menjelang Lebaran. Selain menjadi tukang becak di Pasar Kapasan, Kota Surabaya.

Menjadi penyedia jasa penukaran pecahan uang baru disampaikannya, bagian usaha untuk menambah pendapatan keluarga disaat jelang Lebaran. Untung yang ia peroleh berasal dari selisih jasa penukaran uang antara dirinya dengan Sang Pengepul yang nilainya lebih murah.

Setiap Rp2 juta rupiah untuk pecahan seribuan ia perlu menebus dari Sang Pengepul sebesar Rp2.200.000. Sementara untuk pecahan lain, ia cukup menebusnya dengan nilai Rp2.100.000. Lalu oleh Basrowi, kepada masyarakat ditawarkan jasa penukaran untuk lembar seribuan Rp115 ribu setiap Rp100 ribu, dan Rp110 ribu untuk pecahan lain.

“Ya kita untungnya dari situ, kalau lakunya yang Rp110 an (lembar selain seribuan) tiap Rp2 juta ya untung Rp100 ribu saya. Kalau untuk Rp115 ribu dapat Rp50 ribu,” tandasnya.

Untuk hari kesepuluh bulan Ramadan ini untuk mendapatkan uang receh tidak begitu sulit. Biasanya masyarakat akan ramai membeli di jasa penukaran uang pinggir jalan saat memasuki satu minggu sebelum lebaran.

Selama 10 jam setiap hari beroperasi, mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Ia mengaku biasanya bisa melepas Rp3 juta rupiah. Namun, kondisi ini tak berlaku untuk bulan Ramadan ini. Pendapatannya turun drastis, tak seperti pada tahun lalu.

Tapi ia tak putus asa, Basrowi masih berharap. Hari-hari terakhir menjelang Lebaran. Pundi-pundi uang bisa dikumpulkan lebih banyak lagi.

“Kalau sekarang sepi, kalau kemarin laku Rp3 juta. Sekarang cuma laku Rp600 ribu saja,” tutupnya.