PASURUAN, FaktualNews.co – Fenomena air laut (halocline) yang terjadi sejak sepekan di perairan laut Pasuruan, hingga sepanjang belasan mil ini, dianggap oleh kalangan nelayan sekitar sebagai penyebab sepinya tangkapan ikan di tengah laut. Sehingga untuk mensiasati adanya tangkapan banyak, mereka akhirnya bergeser ke tengah laut, agar ikan mudah didapatkan.
Fenomena yang muncul akibat pertemuan air sungai dan air laut ini tak asing lagi bagi para nelayan setempat. Mereka menganggapnya hal wajar yang terjadi lantaran faktor alam. Bahkan halocline ini diperkirakan mencapai 15 mil menuju perairan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Tak sebatas itu, kemunculan dua warna air ini juga mencapai ke perairan Porong, Kabupaten Sidoarjo.
Warna air laut yang agak hijau dan coklat ini membentang di sepanjang banjang (lokasi tangkap ikan) yang dibuat para nelayan. Tak heran hasil tangkapan ikan sedikit berkurang dibandingkan dengan sebelumnya.
“Ini karena adanya kejadian laut berlapis. Dimana air keruh bercampur air laut. Keruhnya air ini ikan berkurang,” papar Kamil, nelayan asal Kota Pasuruan, Kamis (16/5/2019).
Meski demikian, munculnya fenomena alam ini, tak membahayakan bagi para nelayan.
“Halocline muncul terjadi hampir tiap tahun ini, disebabkan adanya aliran air sungai di pasuruan berjumlah 7 muara yang mengalir ke laut bertemu air laut. Nelayan tak perlu khawatir, karena kejadian ini biasanya tak berlangsung lama,” kata Kasubnit Lidil Polair Polres Pasuruan, Aipda Laswanto.