Ramadan

Jelang Lebaran, Pesanan Kue Banjar Favorit Gus Dur Mebludak

JOMBANG, FaktualNews.co – Menjelang hari Raya Idul Fitri, sejumlah rumah industri kue lebaran di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mulai dibanjiri pesanan dari pelanggan.

Salah satunya yakni industri Kue Banjar, kue tradisional khas Jombang milik Nur Laili(50) di Dusun Blimbing Desa Kwaron Kecamatan Diwek. Hingga hari ini, order pesanan Kue favorit mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) milik Nur Laili ini sudah mencapai satu kuintal lebih.

Tak tanggung-tanggung, pemesan Kue Banjar ini pun tak hanya dari lokal Jombang saja, namun juga dari luar Negeri, seperti Belanda dan Canada. Di Desa Kwaron yang notabene lokasinya bersebelahan dengan komplek Pesantren Tebuireng ini sendiri memang dikenal sebagai kampung Kue Banjar yang sudah menjadi usaha turun temurun selama puluhan tahun.

Kue Banjar yang dibuat dari bahan dasar ketan ini memang memiliki rasa yang khas dan berbeda dari beberapa jenis kue lainya. Karena rasanya yang lezat, tak heran ketika itu mendiang Gus Dur, Presiden RI ke 4 ini juga sangat menyukai Kue Banjar ini.

“Usaha pembuatan kue banjar ini memang sudah saya tekuni sekitar 10 tahun lebih, ini saya dapat turun temurun dari nenek dan ibu saya, waktu Gus Dur masih sugeng (sehat) juga sering pesan ke kami, apalagi kalau beliau ada hajatan pasti pesan,” ujar Nur Laili di rumahnya, Senin (20/5/2019).

Kue Banjar sendiri memiliki bentuk dan rasa yang khas. cara membuatnya pun sebenarnya mudah, sebab hanya butuh kesabaran untuk menumbuk dan memotong dengan gunting sebagai variasi modelnya. Nur Laili menjelaskan, selain ketan juga ada beberapa bahan dasar pendukung untuk membuat kue banjar ini menjadi lebih lezat.

Cara mengolahnya pun sebenarnya cukup gampang, jika semua bahan telah tercampur dan ditumbuk, adonan yang sudah jadi kemudian dipotong-potong dan dibentuk sesuai selera lalu dimasukkan kedalam open selama beberapa menit.

“Kelebihan rasanya beda ,model nggak sama dengan kue lainya. Kesulitannya waktu numbuk karena belum ada mesin, alat yg canggih belum ada,” bebernya.

Proses yang paling banyak memakan waktu, kata Laili yakni saat mengolah ketan dimana harus dijemur selama beberapa jam dulu, sebelum ditumbuk.

“Ketan dicuci bersih lalu dimasak, kemudian dijemur, ditumbuk, disangrai,diayak halus, kalau bahan siap sehari bisa jadi, sebab jemurnya cukup lama,” terangnya.

Harga yang dipatok untuk per kilo kue Banjar ini pun cukup fantastis, yakni mencapai Rp. 130 ribu per kilo. Nur Laili mengungkapkan, setiap lebaran pesanan Kue tradisional buatanya ini selalu banyak.

Sejak awal bulan puasa lalu, dirinya pun sudah menerima order hingga 1 kwintal. Namun, pada hari biasa,pesanannya pun tetap ada,meski hanya beberapa kilo saja.

“Setiap lebaran jumlah pesanan minimal 1 kwintal, kalau hari biasa ada juga antara 1-5 kilogram,” pungkasnya.