FaktualNews.co

Ratusan Mahasiswa IAIN di Jember, Tolak Aksi 22 Mei Besok

Politik     Dibaca : 826 kali Penulis:
Ratusan Mahasiswa IAIN di Jember, Tolak Aksi 22 Mei Besok
Ketua PWM Jatim, DR dr Sukadiono MM, Khotib Salat Idul Fitri 1445 H di tanah lapang Dusun Jayan, Desa Barongsawahan, Bandar Kedungmulyo, Jombang.

JEMBER, FaktualNews.co – Rencana aksi 22 Mei 2019 besok, yang disebut sebagai ‘People Power’ mendapat penolakan dari ratusan mahasiswa IAIN Jember. Aksi yang rencananya akan dipusatkan di ibukota Jakarta itu, ditolak lewat deklarasi pada Senin malam (20/5/2019), kemarin.

“Tadi malam memang ada deklarasi dari ratusan mahasiswa IAIN Jember. Mereka menolak dengan adanya aksi people power itu,” kata Ketua Senat Mahasiswa IAIN Jember, Abdur Rosid saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (21/5/2019).

Rosid mengatakan, ada 4 poin yang dibacakan dalam deklarasi tersebut. “Gerakan people power yang selama ini didengungkan, hanya merupakan gerakan provokasi politis yang inkonstitusional. Kita kan tahu siapa yang selama ini mendengungkan ajakan tersebut, dan jelas ini faktor politisi, bukan murni karena persoalan besar,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut dia, dirinya bersama seluruh Mahasiswa IAIN Jember, menolak segala bentuk provokasi serta ajakan, untuk ikut serta dalam aksi yang disebut sebagai gerakan people power tersebut.

“Jelas kami menolak, karena sekali lagi ini politis, jadi ada kepentingan pihak tertentu di belakangnya,” tambahnya.

Dikatakan Rosid, mahasiswa IAIN Jember, juga akan mendukung segala bentuk usaha rekonsiliasi dan perdamaian, untuk menjaga harmoni dan persatuan bangsa Indonesia.

“Kami menghimbau kepada seluruh elit politik, untuk menghentikan kegaduhan ini. Ada persoalan yang lebih besar yang harus dikedepankan oleh seluruh pihak, yakni persatuan bangsa,” terangnya.

Sementara Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IAIN Jember, Hefni Zein, mendukung deklarasi yang telah dilakukan oleh mahasiswanya tersebut. “Saya kira apa yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut tentu sangat positif’ Karena saat ini yang lebih penting dari people power adalah soft power atau kekuatan kelembutan,” katanya.

Kekuatan kelembutan yang dimaksud, kata Hefni, adalah bagaimana kemudian saling mengasihi sesama, apalagi ini bulan Ramadan, bulan yang penuh rahmat dan ampunan.

“Saya kira gerakan people power bukan lagi eranya. Kalau memang ada yang kurang puas dengan hasil Pemilu, sudah ada jalur yang konstitusional, ada Bawaslu dan Mahkamah Konstitusi,” tambah Hefni.

Pada kesempatan tersebut, Hefni juga memastikan, jika tidak ada civitas akademika IAIN Jember , yang ikut serta dalam aksi people power. “Sudah kami berikan himbauan, agar tidak ikut gerakan tersebut,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin