JOMBANG, FaktualNews.co – Cerobong asap atau ketel pabrik tahu milik Sami’i, warga Desa Mayangan Kecamatan Jogoroto, Jombang, Jawa Timur, yang meledak dan menewaskan seorang pekerja, Pada Selasa (21/5/2019) malam, ternyata sudah lebih dari 20 tahun digunakan.
Berdasarkan pantauan, seluruh bagian pipa ketel tersebut juga nampak berkarat. Kondisi lokasi pabrik pun nampak berantakan, bangkai cerobong asap yang menewaskan Muhammad Subur (26) ini juga terlihat tergeletak diantara puing-puing material bangunan yang hancur usai terkena getaran dan ledakan ketel yang cukup keras ini.
Sami’i, pemilik pabrik naas tersebut tidak berhasil ditemui karena kelelehan dan shok dengan insiden maut di pabrik miliknya ini. Namun, adik kandungnya, Kusairi (38), yang berhasil ditemui mengaku tak menduga kejadian naas ini akan terjadi hingga merenggut satu nyawa. Diapun membenarkan bahwa ketel tersebut sudah berusia cukup tua, lebih dari 20 tahun.
Korban Subur sendiri dia kenal sebagai sosok yang ramah. Korban baru dua tahun bekerja di pabrik milik kakaknya ini. Sedangkan Imam Sutikno (40), korban lain yang mengalami luka-luka sudah sekitar delapan tahun bekerja disana.
“Kakak saya sekarang tidur, karena capek mungkin dan syok mbak. Korban meninggal, Subur, ini sudah dua tahun bekerja di kakak saya, usai menikah. kejadian saya nggak tahu pasti tapi kabarnya begitu singkat, sebabnya kami belum memahami,” ujar Kusairi, Rabu (22/5/2019).
Menurut Kusairi, pabrik tahu milik kakaknya ini merupakan home industri rumahan skala kecil. Setiap hari hanya memproduksi tahu sekitar sepuluh bak tahu siap edar. Sehingga alat-alat yang digunakan pun hanya alat yang berkekuatan kecil.
Pabrik tahu milik Sami’i ini memiliki dua pekerja, yakni Muhammad Subur yang tewas saat kejadian dan Imam Sutikno yang mengalami luka serius. Kata Kusairi, Setiap hari, pabrik ini mulai memproduksi tahu pada pagi hari atau lepas subuh. Namun, sejak awal Bulan puasa lalu, aktivitas produksi tahu ini dirubah menjadi malam hari dengan alasan agar pekerja bisa menjalankan ibadah puasanya.
“Mulai awal puasa ini pekerja sendiri yang minta agar produksinya dilakukan malam, alasanya agar mereka bisa berpuasa,” terangnya.
Sementara, informasi dilapangan menyebutkan, insiden meledaknya ketel atau cerobong asap di pabrik tahu milik Sami’i di Desa Mayangan Kecamatan Jogoroto ini terjadi pada Selasa (21/5/2019) malam. Informasi beberapa kerabat pemilik pabrik dilapangan, saat itu dua pekerja bernama Subur dan Sutikno mulai menyalakan alat pengolah tahu dan ketel. Selanjutnya keduanya mulai memproduksi tahu. Namun tiba-tiba ketel meledak tanpa diketahui penyebabnya.
Akibat kejadian itu, kata Kusairi, Subur langsung tewas di lokasi kejadian dengan kondisi mengenaskan dan tubuh nyaris tak bisa dikenali. Sedangkan Sutikno selamat, namun dia mengalami luka-luka dan harus dilarikan di rumah sakit.