SITUBONDO, FaktualNews.co – Jelang Lebaran 1440 Hijriah, pengiriman sapi potong dari Kepulauan Sumenep, Madura, ke Situbondo mulai meningkat. Saat ini, pengiriman sapi dari Kepulauan Raas meningkat 70 persen. Angka itu diperkirkan terus meningkat mendekati masa lebaran mendatang.
Selain jumlah pengiriman sapi meningkat, namun dalam sepekan terakhir ini, harga sapi dari Madura juga meningkat dari hari sebelumnya, harga seekor sapi yang sebelumnya hanya sebesar Rp8 juta, saat ini meningkat hingga mencapai Rp10 juta.
Sapi ras Madura banyak diminati, konon karena kualitas daging sapi ras Madura lebih bagus. Selain itu, harganya juga cukup terjangkau dibanding sapi lokal lainnya. Meski demikian, harga sapi jenis ras Madura juga meningkat dalam sepekan terakhir ini.
Matlani (46), salah seorang pedagang sapi asal Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, Situbondo mengatakan, dalam sepekan terakhir ini, pengiriman sapi ras Madura meningkat. Itu terjadi karena banyaknya permintaan menjelang lebaran.
“Selain itu, harganya juga meningkat Rp.2 juta setiap ekornya,” kata Matlani, salah seorang pedagang di Pelabuhan Tradisional Kalbut, Mangaran, Situbondo, Kamis (23/5/2019).
Menurutnya, sejak memasuki Ramadan setiap sepekan melakukan pengiriman sapi potong ke Situbondo terus bertambah, jika sebelumnya pengiriman sapi dari Madura hanya sekali dalam seminggu kini menjadi dua kali per minggunya, yakni Senin dan Kamis.
Pantauan FaktualNews.co di lapangan, pengiriman sapi dari Kepulauan Sumenep ke Situbondo banyak dilakukan melalui Pelabuhan Kalbut Kecamatan Mangaran. Sapi-sapi ras Madura diangkut dari Pulau Sepudi menggunakan kapal motor penumpang.
Begitu tiba di Pelabuhan Kalbut, sapi-sapi itu dimasukkan ke karantina sebelum akhirnya dilego di sejumlah pasar hewan di Situbondo. Sayang, belum adanya dermaga khusus ternak di Pelabuhan Kalbut, membuat penurunan sapi dari kapal motor tampak cukup beresiko. Sapi-sapi itu dilempar ke laut, sebelum akhirnya dipaksa berenang ke daratan.
“Karena tidak ada dermaga. Sehingga kalau air laut pasang ya terpaksa diturunkan dengan cara begitu (dilempar ke laut). Tapi kalau surut, ya tidak bisa karena sapinya bisa patah,” Hariyanto, salah seorang pekerja kasar di Pelabuhan, Kalbut, Situbondo.