Peristiwa

Seratus Hari Kerja Gubernur Jatim, Mahasiswa Jember Desak Setiajit Dicopot

JEMBER, FaktualNews.co – Tepat pada tanggal 23 Mei 2019 kemarin, adalah momentum 100 hari kerja dari Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Selama kepemimpinannya itu, PC PMII Jember mempertanyakan komitmennya terkait Nawa Bhakti Setya yang merupakan visi Khofifah. Komitmen Gubernur Jatim untuk menolak aktivitas eksploitasi SDA masih dipertanyakan.

“Salah satu poinnya, yakni poin Jatim Harmoni, Gubernur Jatim berupaya melakukan integrasi antara berbagai elemen termasuk potensi 51 titik ESDM,” kata Korlap Aksi Baijury disela aksi unjuk rasa (unras) yang dilakukannya di Bundaran DPRD Jember, Jumat (24/5/2019).

Karena menurut data Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), 608.193 hektare lahan hutan Jatim kritis akibat eksploitasi pertambangan. “Karena hingga saat ini, belum ada kebijakan yang jelas. Sehingga kami selalu berulang-ulang melakukan aksi (unras) sebagai bentuk komitmen kami menolak eksploitasi tambang ini,” tegasnya.

Oleh karena itu, pihaknya pun, lanjut Baijury, menyampaikan sejumlah tuntutan yang disampaikan kepada Gubenur Jatim tersebut. “Diman akami berharap, Bu Khofifah untuk menjamin bahwa Jatim harus aman dari segala eksploitasi tambang,” ujarnya.

Kemudian terkait penataan kawasan dan pengkajian menyeluruh terhadap wilayah-wilayah yang punya nilai penting secara ekologis. Karena menurut Baijury, permasalahan penataan ruang tidak menjadi fokus dalam visi misi gubernur tersebut. “Sehingga perlu adanya revisi RT/RW Jatim terkait ketentuan pertambangan,” sambungnya. Agar terkait penataan ruang tersebut menjadi lebih jelas.

Selain itu, lanjutnya, PC PMII Jember juga menuntut Setiajit untuk diberhentikan dari jabatannya sebagai Kepala Dinas ESDM Jawa Timur. “Karena mulai dari Zaman Gubernur Soekarwo, Setiajit selalu melakukan kerja yang memberdayakan pertambangan, padahal sejak blok Silo itu, masih saja terus menerus untuk melakukan eksploitasi, tidak ada solusi lain,” tukasnya.

Diketahui olehnya, kata Baijury, di wilayah Kabupaten Jember terdapat sejumlah titik pertambangan yang perlu diperhatikan, dan diharapkan tidak untuk dieksploitasi. “Yakni di Blok Silo, Gunung Manggaran, wilayah Puger, dan juga beberapa di Kencong, tepatnya Pantai Paseban itu,” sebutnya.