JEMBER, FaktualNews.co – Kebijakan Pemerintah dengan melakukan pembatasan akses penggunaan media sosial (medsos), dikeluhkan banyak pedagang online di Jember. Lantaran mereka tidak bisa mengunggah foto dan video dagangannya, sehingga omzet turun drastis menjelang lebaran 1440 Hijriah/2019 dibandingkan tahun lalu.
“Saya jualan kaos dan jaket. Biasanya promosi lewat media sosial, selain juga pasang iklan di toko online. Tapi komunikasi kan sering lewat whatsapp itu. Gara-gara aturan pemerintah. Jengkel saya, upload foto aja tidak bias,” ujar pedagang online di Jember, Devinta Adelia, Sabtu (25/5/2019).
Dengan kondisi ini, kata wanita yang akrab dipanggil Devi ini, menyiksa buatnya. “Lah mau jualan kaos, calon pembeli kan butuh lihat desain gambar, ataupun warna dan ukurannya, karena tidak bias kirim foto, gak jadi beli. Teman saya jualan bakso aci juga rugi, karena lemot kadang untuk chating itu,” ungkapnya.
Terlebih lagi dengan kondisi akses medsos tersebut terbatas, kata entrepreneur muda ini, diharapkan tidak berlangsung lama. “Ini sejak tanggal 22 Mei kemarin sudah 3 harian. Tolonglah agar segera diakhiri pembatasan akses medsos ini,” katanya.
Menyikapi persoalan tersebut, Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, juga turut menanggapi. Menurut Kusworo, pembatasan akses penggunaan medsos tersebut, adalah untuk meminimalisir penyebaran berita bohong ditengah masyarakat.
“Berkaitan dengan menurunnya akses whatsapp ataupun medsos lainnya, kami himbau masyarakat untuk tetap tenang dan bersabar,” kata Kusworo.
Pasalnya, lanjut Kusworo, pembatasan akses medsos tersebut, sebagai langkah antisipasi pemerintah. “Bertujuan untuk menjaga persatuan dan kesatuan, karena banyaknya hoaks yang beredar. Apa yang dilakukan untuk langkah antisipasi. Innallaha Maasshobirin, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar,” ungkapnya.