JOMBANG, FaktualNews.co – Seminggu lalu, pemerintah sudah mencairkan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada seluruh pegawainya yang berstatus PNS (pegawai negeri sipil) termasuk juga TNI dan Polri serta pensiunan.
Namun demikian, THR ini nyaris saja tidak bisa dinikmati oleh RR Soeloesijah (85) pensiunan janda asal Jalan Kapten Tendean Desa Pulo Lor Jombang. Sebab, BTPN Jombang, Bank yang ditunjuk untuk menerimakan pensiunan tersebut diduga sempat mempersulit pencairan THR kepada perempuan renta yang sudah sekitar lima tahun mengalami kelumpuhan ini.
Meski akhirnya, usai didatangi pihak keluarga untuk klarifikaai, Bank kemudian mencairkan THR tersebut.
Pihak keluarga, Joko Fattah Rochim, bercerita perihal ribetnya saat mencoba mengambil THR ibunya ini di BTPN Jombang. Surat kuasa yang dia bawa untuk mengambil hak ibunya ini sempat ditolak oleh pihak bank dengan alasan ketentuan pencairan THR ini harus penerima sendiri, tidak boleh diwakilkan.
Padahal biasanya, uang pensiun ibunya ini juga diambil dengan surat kuasa oleh kakaknya karena kondisi ibunya yang tidak memungkinkan untuk berangkat sendiri ke bank ini.
“Biasanya kakak saya yang ambil pensiunan dengan surat kuasa tidak ada masalah, ini pas THR mau diambil ditolak oleh BTPN katanya harus yang bersangkutan (ibu saya) sendiri yang ambil, waktu saya datangi katanya masih mau konfirmasi ke PT. Taspen dulu,”terangnya, Jum’at (31/5/2019).
Aktifis FRMJ ini sangat menyayangkan kejadian ini. Kata dia, untuk penerima pensiun yang kondisinya sakit dan tidak memungkinkan seharusnya ada pengecualian dan toleransi oleh pihak manajemen BTPN.
Meski akhirnya pihak bank mendatangi ibunya untuk proses pencairan THR ini. Namun dia mengaku menyesalkan kejadian ini. Diapun khawatir hal ini tidak hanya menimpa ibunya saja, melainkan pensiunan lainya yang kondisinya juga serupa.
“Padahal ada petugas dari bank BTPN yang setiap bulan ke rumah untuk mengecek kondisi ibu saya lho, seharusnya sudah bisa jadi bahan laporan kan,” tandasnya.
Sementara, pihak pimpinan BTPN Jombang tidak bersedia menemui sejumlah awak media yang berusaha melakukan konfirmasi mengenai hal ini.
Bahkan ironisnya, media yang datang ditemui oleh salah seorang Satpam yang mengatakan pimpinan BTPN masih ada kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan.
“Pimpinan tidak bisa ditemui karena masih repot, mohon maaf, “kilahnya.