FaktualNews.co

Waspadai Fenomena ‘Awe-awe’ Saat Melintas di Jalur Gumitir

Ramadan     Dibaca : 2988 kali Penulis:
Waspadai Fenomena ‘Awe-awe’ Saat Melintas di Jalur Gumitir
FaktualNews.co/Muhammad Hatta/
sejumlah anak-anak yang menjad 'Awe-awe' di Jalur Gumitir.

JEMBER, FaktualNews.co – Setiap melintasi Jalur Gumitir perbatasan Jember – Banyuwangi, para pengendara kendaraan bermotor selalu menemukan sejumlah orang yang berada di setiap tikungan sembari melambaikan tangannya untuk memberikan tanda agar berhati-hati. Masyarakat sekitar menyebut mereka ‘awe-awe’.

Namun saat arus mudik lebaran, bahkan pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka yang disebut ‘awe-awe’ ini semakin banyak. Bahkan yang biasanya hanya berada di tikungan atau belokan jalan di Jalur Gumitir, kini sepanjang jalan ada. Dari anak-anak hingga kakek ataupun nenek sudah duduk dipinggir jalan sembari melambai-lambaikan tangannya.

“Saat saya memasuki jalur Gumitir ini, saya melihat banyak yang awe-awe itu. Tapi menurut saya, itu bukannya membantu, tetapi terkesan meminta-minta. Dari anak-anak hingga nenek-nenek atau kakek-kakek ada kok. Bahkan ibu-ibu sambil menggendong anaknya,” kata Andi Setiawan, Pemudik dari Bali, Minggu (2/6/2019).

Menurut Andi, setiap dirinya pulang ke Jember tidak harus saat momen lebaran seperti sekarang ini, diketahui olehnya ada sejumlah orang di setiap tikungan Jalur Gumitir yang memang membantu kendaraan dengan sebutan ‘awe-awe’ itu. “Tapi kalau saya melihat yang sekarang ini, sepanjang jalan. Bahkan ada anak-anak. Kok mirip pengemis ya? Kemana pemerintah daerahnya ini. Apalagi bahaya banyak anak-anak di pinggir jalan itu,” kata pria yang bekerja di Denpasar, Bali ini.

Andi pun berharap, ada perhatian pemerintah terhadap fenomena tersebut. “Setidaknya ditertibkan, dan kalau memang ada yang berjaga di tikungan, ya sesuaikan dengan pekerjaannya. Jangan malah tampak miris, dan bahaya banyak anak-anak kecil di pinggir jalan,” katanya.

Senada dengan yang disampaikan Andi, Pemudik asal Banyuwangi Novita Fitri juga merasa sangat prihatin dengan fenomena ‘awe-awe’ tersebut. Setiap dirinya mudik melewati Jalur Gumitir, diketahui olehnya ‘awe-awe’ itu dilakukan ibu-ibu sambil menggendong anaknya yang masih balita.

“Saya mau ke Lumajang, nah melihat ada ibu-ibu di pinggir jalan menggendong anaknya masih balita apalagi kalau tahun lalu waktu saya mudik, hujan-hujan, kan kasihan anaknya. Kenapa harus mencari uang dengan seperti itu?” kata Novita.

Dirinya berharap sama, agar ada perhatian pemerintah daerah tentang fenomena tersebut. “Sekiranya mungkin bias ditertibkan. Namun juga dibantu carikan solusi, tidak dengan cara mencari uang seperti itu. Kasihan melihatnya,” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul