Jama’ah Shalat Id di Desa Suger Jember, Tidak Hanya Muslim Setempat
JEMBER, FaktualNews.co – Pelaksanaan Shalat Id lebih awal yang dilaksanakan warga muslim di Desa Suger, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa (4/6/2019) pagi, tidak hanya diikuti warga sekitar desa tersebut.
Sejumlah masyarakat dari desa kecamatan terdekat juga meyakini penetapan 1 Syawal 1440 Hijriah dengan menggunakan dasar Kitab Nuzhatu Al Majaalis Wa Muntakhobu Al Nafaais tersebut.
“Saya ikut shalat Id di Masjid Pondok Pesantren (Ponpes) Mahfilud Duror ini, karena yakin 1 Syawal hari ini. Saya berangkat dengann orang tua dan adik-adik saya,” ujar Muhammad Mukhlis, warga Kecamatan Sumberjambe itu, kepada wartawan.
Menurut Mukhlis, pelaksanaan Shalat Id yang dilaksanakan pada hari ini, sudah genap 30 hari. “Karena saat itu awal puasa kita juga lebih dulu pada hari Minggu (5/5/2019). Sehingga hari hitungannya pas jadi sudah Lebaran. Tetapi kalau pemerintah beda sehari, makanya besok,” katanya.
Terkait penetapan 1 Ramadan dan 1 Syawal yang lebih dulu dilaksanakan, diyakini dari dasar Nuzhatu Al Majaalis Wa Muntakhobu Al Nafaais yang disampaikan oleh Kiai Ali Wafa.
“Karena di sini ada Kiai sepuh (yang menyampaikan dasarnya penetapan awal puasa dan lebaran) ada di kitabnya. Jadi sudah bisa ditentukan awal puasa juga awal Idul Fitri,” ungkapnya.
Dirinya pun juga ikut Shalat Id tersebut dengan keluarga. “Karena keluarga saya alumni, dan juga sepupu-sepupu mondok di Ponpes Mahfilud Duror. Jadi melaksanakan lebaran (salat Id) di sini. Biasanya (sesuai tradisi) setelah salat, dilanjutkan dengan ziarah ke makam para Kiai,” sambungnya.
Terkait perbedaan awal puasa dan lebaran, menurut pemuda ini, tidak jadi masalah baginya. “Karena guru-guru itu punya dalil, dan dalilnya itu ada kitabnya sehingga diyakini. Hal wajar jika ada perbedaan, dan kita saling toleransi,” tandasnya.