FaktualNews.co

Unan-unan Suku Tengger Pasuruan Merupakan Ritual Bersyukur

Wisata     Dibaca : 1546 kali Penulis:
Unan-unan Suku Tengger Pasuruan Merupakan Ritual Bersyukur
FaktualNews.co/Abdul Aziz/
Ritual Unan-Unan yang dilakukan Suku Tengger sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan hasil bumi.

PASURUAN, FaktualNews.co – Unan-Unan (Mayu Bumi) yang merupakan Tradisi lima tahunan yang digelar oleh Suku Tengger yang berada di lereng Gunung Bromo ini, dilaksanakan sekali sewindu menurut penanggalan Tengger adalah tradisi Amrastita Bumi.

Tradisi turun temurun ini terus dilestarikan hingga saat ini oleh warga Tengger atas hasil panen yang berkecukupan.

Unan-Unan ini, kali ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur pada yang Maha Kuasa atas hasil bumi yang melimpah di Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Warga desa ini mengarak ancak yang berisikan hasil bumi, seekor kerbau dan sejumlah sedekah untuk diserahkan ke tetua adat Suku Tengger di desa setempat untuk dilaksanakan ritual.

Sebelum dibawa ke Pure untuk dilaksanakan doa bersama, terlebih dulu ancak tersebut di tempatkan di Balai Desa Keduwung, sebelum diarak keliling desa. Setelah dilakukan ritual dan doa bersama, ancak kemudian diarak menuju ke lokasi Pure desa sebagai sesaji. Warga bersemangat saat membawa ancak meski jalan atau medan yang dilalui berkelok, naik dan menurun tajam.

Sementara itu, Kepala Desa Keduwung, Uripan menuturkan, Unan-Unan yang dilaksanakan warga Desa Keduwung ini, sebagai rasa ungkapan terimakasih pada Yang Maha Kuasa atas hasil bumi. “Ritual ini juga mendoakan bangsa Indonesia bisa menjaga keutuhan NKRI, yang saat ini diterpa berbagai macam kejadian dan bencana. Acara malamnya dilanjutkan dengan kesenian tayub,” ungkapnya, Senin (10/6/2019).

Istilah Unan-Unan berasal dari bahasa Jawa Tengger kuno Kerajaan Majapahit yakni tuno-rugi (UNA) yang berarti kurang atau mengurangi perhitungan bulan atau sasi dalam satu tahun pada waktu jatuh tahun panjang atau tahun Landhung.Tradisi Upacara Unan-Unan bertujuan untuk membersihkan diri dari gangguan makhluk halus.

Juga untuk menyucikan arwah-arwah yang belum sempurna agar dapat dapat kembali ke alam yang sempurna atau alam kelanggengan (nirwana). Dalam upacara Unan-Unan dilakukan penyucian bersih desa, yakni membebaskan desa dari gangguan makhluk halus atau bhutakala sebagai tolak-balak serta permohonan penyucian agar terhindar dari segala penyakit dan penderitaan serta terbebas dari segala malapetaka.

Sehari sebelum ritual Unan-Unan dimulai, warga Suku Tengger menyembelih seekor kerbau yang akan dijadikan sebagai sesaji. Kepala kerbau tersebut diambil untuk diberikan kepada para Danyang, Ibu Pertiwi, Dewa dan ruh penjaga gunung merapi, dewa penjaga sumber air, dan buto yang ada di dalam serta diluar dusun.

Kerbau merupakan sebagai simbol kekuatan, teman, dan sahabat yang banyak membantu warga Suku Tengger dalam beraktifitas di ladang. Kepala kerbau tersebut ditempatkan diancak besar bercampur dengan ugo rampe seperti, tumpeng, wajek, tetel, nogosari atau pepes. Jajanan tersebut dibungkus dengan daun tlotok.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
S. Ipul