Harga Janur Naik, Pedagang Kupat di Lamongan Sepi
LAMONGAN, FaktualNews.co – Usai hari raya Idul Fitri, di Jawa ada tradisi Harai Raya Kupat pada hari ketujuh. Namun kali ini, di pasar tradisional Sidoharjo, Lamongan, penjual janur tak nampak begitu banyak seperti pada tahun sebelumnya.
Janur yang biasa diambil pedagang dari Lumajang, Bondowoso dan Probolinggo ini. Diketahui banyak penyakit yang menyerang pohon kelapa, hingga pasokan janur dari petani minim.
Demikian ini hingga berimbas ke tingginya harga janur dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya seharga perikat Rp 25 ribu berisi 50 helai janur. Namun pada hari Raya Kupat tahun ini pedagang mematok harga janur Rp. 50.000, perikatnya berisi 70 helai janur.
Suto yang sudah puluhan tahun berdagang janur dari Lumajang, mengaku sepi pembeli. “Lebaran Ketupat tahun ini sepi dari tahun kemarin, lantaran banyak yang ambil janur dan harganya juga naik.”aku Suto pedagang janur asal Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, Selasa (11/6/2019).
Hal senada juga diakui Nur Komariyah, pedagang janur asal Bojonegoro. Dikatakan, pembeli pada tahun lalu lebih banyak, lantaran banyak pedagang yang jual janur.
Untuk mensiasati agar janurnya laku dan tidak rugi, Nur Komariyah akhirnya membuat janur menjadi kupat agar tidak banyak yang terbuang lantaran rusak.
“Pembeli kebanyakan membeli janur yang sudah menjadi kupat, untuk 10 kupatnya seharga 12 ribu.”jelas Nur Komariyah.
Sementara itu. Nindi pembeli kupat asal Sarirejo, lebih memilih membeli kupat jadi. “Nanti di rumah tinggal mengisi beras dan langsung dimasak, jadi tidak repot merangkai janur menjadi kupat.”katanya.