Razia Gabungan, Sebanyak 34 Anjal di Trenggalek Berhasil Digaruk
TRENGGALEK, FaktualNews.co – Tim gabungan yang terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Trenggalek dan TNI/ Polri, Selasa (11/6/2019) malam menggelar razia,
Dalam razia tersebut, petugas berhasil menciduk sebanyak 34 anjal (anak jalanan). Mereka diantaranya anak punk, pengemis, pemulung, pengamen dan gelandangan.
Kegiatan dalam rangka pembersihan penyakit masyarakat (Pekat) ini sebagai upaya untuk mengamankan kegiatan Kupatan yang diselenggarakan di Kecamatan Durenan, Trenggalek Rabu (12/6/2019) pagi.
Kepala Satpol PP Trenggalek, Ulang Setyadi mengatakan, kegiatan ini hasil dari laporan patroli pagi Satpol-PP terhadap rencana kegiatan yang akan di selenggarakan pagi hari di Kecamatan Durenan.
Dari hasil laporan tersebut telah diidentifikasi bahwa malam sebelum kegiatan berlangsung akan ada rombongan dari luar kota yang akan tidur di beberapa tempat lokasi.
“Jadi para anjal yang berhasil diciduk ini, di pagi harinya akan melakukan tindakan mengemis serta meminta minta dari rumah kerumah pada saat ada acara kupatan di Durenan,Trenggalek,” ungkapnya.
Dijelaskan Ulang, akibat dari tindakan mereka membuat masyarakat menjadi resah, Sebab mereka bergantian untuk mendatangi rumah masyarakat.
Dari kelima kelompok yang terciduk dalam razia ini, semua telah dilakukan identifikasi, di foto serta dilakukan pendataan.
“Pendataan ini dilakukan agar kita punya data, karena apabila mereka datang lagi maka akan dipastikan ada sanksi yang lebih berat,” terangnya.
Ditambahkan Ulang, setelah dilakukan pendataan mereka akan dikembalikan ke daerah masing-masing, Sebab, selter yang dimiliki tidak muat untuk menampung semuanya.
Selain giat kali ini, pada tengah malam pihaknya juga masih melakukan kegiatan serupa. Karena telah ada deteksi dini dari teman Satpol-PP ditempat lain yang masih ada kelompok mereka.
Dari pendataan, tercatat ada sebanyak 34 orang yang berhasil di ciduk petugas. Dan ternyata ada tiga yang membawa motor serta satu becak.
“Mereka semua kebanyakan berasal dari luar Trenggalek. Sedangkan dari Trenggalek sendiri ada satu orang berasal dari panggul,” pungkasnya. (Suparni PB/Rudi)
