Ramadan

Tradisi Praonan di Pasuruan Jadi Magnet Ribuan Warga

PASURUAN, FaktualNews.co – Pasca Lebaran H+7 (hari raya ketupat) ada tradisi ‘Praonan’ yang dilakukan warga Pasuruan. Tradisi yang telah berjalan puluhan tahun ini, justru menjadi magnet ribuan warga. Mereka antusias naik perahu dan Kapal Motor (KM) milik nelayan di kawasan Pelabuhan Kota Pasuruan. Untuk bisa naik perahu, tiap orang harus membayar Rp 10 ribu.

Warga dari berbagai sudut kota dan Kabupaten Pasuruan antusias berdatangan hanya untuk menikmati suguhan pemandangan laut yang dihiasi dengan ratusan burung berterbangan diantara lajunya perahu. “Kami praonan ini hanya untuk membahagiakan anak yang pingin naik perahu ke laut,” ujar Hadi, warga Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Rabu (12/6/2019).

Meski terik matahari yang cukup panas, tak membuat warga (penumpang) yang merasa jenuh. Mereka sambil menikmati deburan ombak yang berada di sekitar tempat penangkapan ikan (banjang). Tradisi praonan ini juga diwarnai dengan munculnya ikan Hiu Tutul yang berada sekitar 6-7 mil dari Pelabuhan tersebut. “Perjalanan ini sungguh asyik,” tambah Rois, warga Gempol.

Namun sayangnya, tradisi praonan ini tak dilengkapi dengan alat penyelamatan berupa baju pelampung yang menjadi syarat untuk keselamatan dalam berlayar di perahu. Tapi persoalan ini dianggap para penumpang hal yang tak mendasar demi keselamatannya. Bahkan mereka tampak enjoy menikmati ombak yang cukup bersahabat di perairan yang banyak ditumbuhi banjang milik nelayan.

Kasat Polair Polres Pasuruan, AKP Poerlaksono mengatakan, bahwa tradisi praonan ini sudah dilaksanakan tiap tahunnnya. “Tradisi ini dilakukan bertepatan dengan hari raya ketupat. Kami menghimbau pada masyarakat agar jaga keselamatan dan untuk keamanan tradisi ini tetap kita prioritaskan bersama pihak terkait lainnya,” tegas Poerlaksono.