Gaya Hidup

Veshayu Tarangga Sasadhana, Pelukis Remaja asal Mojokerto Raih Banyak Tropi

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Veshayu Tarangga Sasadhana gadis asal Wisma Pungging Permai, Kecamatan Pungging, Kabupaten Mojokerto, memiliki bakat yang cukup istimewa.

Gadis berumur 12 tahun, anak kedua pasangan Wahyudi dan Novi Shanty ini sudah memiliki banyak prestasi melukis dan menggambar yang diraih. Puluhan piala dan piagam pun sudah dikoleksinya.

Sore itu, Kamis (14/06/19) diteras rumahnya, dia nampak bersemangat menunjukkan hasil karyanya yang di pajang di teras rumahnya. Sudah ratusan lebih jumlah karya lukis maupun menggambarnya.

“Iya, itu semua hasil lukisan saya,” ujar Tara sapaan akrabnya saat ditemui di rumahnya.

Dia menceritakan, sudah belajar melukis dan mengambar sejak kelas VI SD. Awalnya, memang tak pernah terbayang sedikit pun, hingga akhirnya bisa mengoleksi puluhan piala dan piagam dari ajang kompetisi yang diikutinya. Namun, dengan ketekunan dan motivasi tinggi, kini ia mampu menorehkan sederet prestasi.

Tara, yang kini akan menginjak SMP sudah mempu menjuarai beberapa perlombaan maupun festival mewarnai, menggambar atau melukis. Baik di tingkat Kabupaten, Provinsi, hingga Nasional.

Bahkan, kalau ditotal, sedikitnya ada sekitar 20-an trofi yang sudah menjadi koleksinya. Angka itu belum lagi sejumlah piagam penghargaan. Meski demikian, dirinya tidak lantas secapat itu puas dengan karyanya. Dirinya masih mempunyai impian agar karyanya mampu dinikmati kalangan luas tidak hanya Indonesia melainkan sampai luar negeri.

“Keinginan yang kuat ini, tak lepas dari motivasi dan dukungan dari orang tua yang selalu ada, terlebih beberapa orang pelukis yang menjadi referensinya, seperti Joni Ramelan, satu-satunya pelukis yang karyanya termasuk dalam 36 finalis karya seni Indonesian Art Award 2008. Joni masuk final dengan menyisihkan 3.200 karya seni. Di antara 3.200 kontestan itu, 2.900 adalah lukisan,” terangnya.

Sementara itu orang tua Tara, Novi Shanty menambahkan, dalam mengasah kemampuannya, kali pertama, Tara ikut tampil dalam event menggambar Lions Club Internasional Peace Poster pada Oktober 2016. Meski tak mendapatkan juara di kategori usia 7-10 tahun, tak membuat Tara ciut nyali untuk tetap berkarya. Justru hal itu menjadi pengalaman tersendiri baginya.

Tak butuh waktu lama, untuk menguji kemampuannya, pada November 2016, Tara kembali ikut lomba Superwoman Wosca di Surabaya. Alhasil, dengan kerja kerasnya, lomba dengan median topeng itu, karyanya mampu memikat dewan juri. Meski tidak meraih juara satu, ajang yang diikuti dari 40 peserta profesional ini, ia mampu menabet juara tiga.

“Dari situ, dirinya semakin semangat dalam mengasah kemampuannya dalam melukis dan mengambar, setiap mengikuti perlombaan, tak jarang ia mulai sering meraih juara. Hingga akhirnya, sekarang sudah ada 21-an piala,” imbuhnya.

Deretan piala itupun belum termasuk piagam penghargaan. Di antaranya, terbaik menggambar-mewarna FIFA World Cup 2018 yang digalar komunitas SS Indonesia. Juara satu Piala Wali Kota Mojokerto lomba menggambar di ajang Al-Amin Art Competition tingkat Jatim tahun 2017, dan juara satu menggambar di ajang Festival anak Qurani 2 yang digelar Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, tahun 2019.

Dan yang terakhir, ia mendapatkan juara satu di ajang Hilo School Drawing Competition 2019 tingkat Kabupaten. Event yang berlangsung akhir April lalu itu, Tara menyisihkan ratusan peserta perwakilan dari setiap sekolah.