Dua Kecamatan di Kabupaten Mojokerto Rawan Krisis Air bersih

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Memasuki musim kemarau, BPBD Kabupaten Mojokerto mulai melakukan pemetaan dan sejumlah persiapan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kekeringan dan krisis air bersih yang setiap tahunya melanda Kabupaten Mojokerto.

Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini, mengatakan, sesuai dengan prediksi BMKG pusat, pertengahan bulan Juni 2019 telah memasuki musim kemarau. Sehingga hal ini menjadikan BPBD melakukan sejumlah persiapan dan pemetaan dalam menghadapi musim kemarau dan krisis air bersih.

“Mengacu pada tahun sebelumnya, di Kabupaten Mojokerto terdapat dua kecamatan yang terdiri dari delapan Desa terjadi kekeringan dan krisis air bersih. Yakni di Kecamatan Dawarblandong dan Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto,” sebutnya, Sabtu (15/6/2019)

Menyikapi hal itu, lanjut Zaini, pihaknya sudah menyiapkan beberapa trobosan menghadapi musim kemarau. Diantaranya yakni pemasangan pipa diameter 4 dim dari sumber air di desa duyung sepanjang 12 km, pemasangan pompa sumersibel di desa Sumberan, serta menyiapkan anggaran melewati OPD BPBD pd APBD 2019 sebesar Rp100 juta yang dimungkinkan diusulkan lagi pada P-APBD sesuai kebutuhan.

Sedangkan, di Kecamatan Dawarblandong pihaknya sudah berupaya mendekati warga terdampak krisis air bersih agar bisa berlangganan air bersih dari PDAM. “Di sana sudah ada fasilitasnya. PDAM siap untuk melayani. Sehingga hal itu bisa mengurangi dampak musim kemarau bila mana terjadi kekeringan dan krisis air bersih,” ucapnya.

Zaini menyebutkan, rincian dari 8 desa yang nantinya akan terdampak pada kekeringan maupun krisis air bersih diantaranya, di Kecamatan Ngoro, yakni Desa Kunjowesi, Manduro Manggung Gajah dan Desa Kutogirang. Sedangkan di Kecamatan Dawarblandong yakni di Desa Mandureso, Desa DawarBlandong, Desa Pulorejo, Desa Cinandang serta Desa Simongagrok.