Jogo Suroboyo 247, Langkah Cerdas Amankan Surabaya dari Kriminalitas
SURABAYA, FaktualNews.co – Sebagian titik jalanan Kota Surabaya mendadak sepi jelang pergantian tahun 2018 kala itu. Hingar bingar desing suara knalpot tak lagi terdengar. Hanya sesekali saja singgah di telinga.
Jarum jam menunjukan pukul 23.00 WIB, Senin 31 Desember 2019. Beberapa orang di Jalan Dr Moestopo, Pacar Keling, Kota Surabaya, nampak asyik duduk-duduk di depan teras masing-masing, menikmati detik-detik pergantian tahun di Kota Pahlawan. Ada yang liwetan, ada juga yang bermain catur.
Namun, susana lengang itu mendadak umek. Kala, sepenggal kata khas Suroboyoan dan teriakan minta tolong, melengking menusuk telinga. Sejumlah orang yang semula duduk pun spontan berdiri dan merangsek mendekati sumber suara. Mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Rupanya, begal baru saja beraksi. Komplotan bandit jalanan itu merampas motor salah seorang pengguna jalan. Bahkan, para pelaku pun sempat menghajar korbannya. “Motor saya dibegal, motor saya dibegal,” ujar Hoky, remaja berusia 15 tahun, mengawali cerita aksi pembegalan yang menimpanya kala itu.
Suasana seketika tegang, warga yang melihat pun dibuat bimbang. Antara menolong dengan mengejar pelaku begal atau tidak. Lantaran, komplotan begal ini tergolong sadis dan bersenjata. Warga juga tak mau mengambil resiko berurusan dengan para bandit jalanan ini.
Motor itupun akhirnya amblas. Pemuda asal Tambaksari, Kota Surabaya itupun memilih melaporkan aksi komplotan begal itu ke pihak kepolisian. Aksi para kawanan begal itupun mengusik Unit Resmob Polrestabes Surabaya dan ‘memaksa’ mereka untuk turun tangan.
Kesigapan aparat kepolisian pun diuji dalam kasus kejahatan ini. Namun, tak butuh waktu lama, hanya dalam hitungan hari, delapan dari 10 kawanan begal satu persatu diringkus petugas Korps Bhayangkara. Termasuk barang hasil rampasan berupa motor, ikut diamankan.
Ungkap kasus kejahatan dengan durasi waktu yang singkat oleh jajaran Polrestabes Surabaya bukan kala itu saja dilakukan. Sudah tak terhitung berapa aksi kejahatan, sukses dituntaskan dalam waktu cepat, bahkan hanya hitungan jam. Termasuk kasus kejahatan berat dan rumit yang sukses dipecahkan.
Seperti, kasus pembunuhan bos laundry, Ester Lilil Wahyuni (52) yang mayatnya ditemukan terbungkus kain sprei di area Romokalisari, Kota Surabaya, pada Jumat, 18 Januari 2019 lalu. Hanya kurang dari sepekan, dua pelaku pembunuhan yang belakangan diketahui bekas anak buah korban, berhasil ditangkap. Meski, petugas awalnya mengaku kesulitan dalam mengungkap aksi pembunuhan sadis itu.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugraha saat ditemui disela kegiatannya mengatakan, upaya ungkap kasus yang terjadi di wilayah hukumnya dengan cepat, merupakan salah satu bagian tugas pokok jajaran kepolisian. Itu tak lain untuk melayani dan melindungi masyarakat Kota Surabaya. Sesuai dengan tagline #JogoSuroboyo 247 yang digaungkan selama ini.
Akan tetapi, bagi Sandi, keberhasilan tidak diukur hanya dari penanganan dan pengungkapan kasus semata. Ia menyadari, yang lebih penting dari menangkap penjahat adalah mencegah aksi kejahatan. Serta menjaga agar Kota Surabaya tetap aman dan kondusif, jauh dari berbagai macam gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Maka itu, Polrestabes Surabaya semakin gencar mengkampanyekan ajakan menjaga ibu kota Jawa Timur ini dengan tagline #JogoSurabaya 247 kepada semua pihak. Diantaranya kepada para Bonek dan Bonita, pendukung klub Persebaya yang dikenal militan ini.
Sebulan lalu, tepatnya pada Sabtu, 11 Mei 2019, laga uji coba bertajuk Jogo Suroboyo digelar. Selain sebagai ajang adu kreativitas antar suporter sepak bola, laga yang mempertemukan kesebelasan Persebaya Surabaya melawan Persela Lamongan itu, juga diselipkan pesan-pesan perdamaian. Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Sandi meminta, para bonek dan bonita turut andil menciptakan rasa aman dan tenteram di Surabaya.
“I love you, Bonek. I love you, Persebaya. I love you, Surabaya. Salam kenal. Kapolrestabes Surabaya tetap Pak Rudi (Mantan Kapolrestabes Surabaya). Saya hanya akan meneruskan semua yang telah Pak Rudi lakukan,” kata Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Sandi Nugroho dalam kesempatan itu.
Sikap sigap dan responsif juga ditunjukkan Polrestabes Surabaya saat aksi terorisme kembali terulang. Tak ingin kecolongan seperti peristiwa Mei 2018 lalu, aksi bom bunuh diri yang terjadi di Sukoharjo, Jawa Tengah, juga mendapat atensi dari pihak kepolisian.
Pengamanan pos polisi serta area publik terus ditingkatkan pasca aksi bom bunuh diri di dekat Pos Pam Pengamanan Lebaran di Sukoharjo pada Senin, 3 Juni 2019 malam tersebut. Kendati beberapa pekan sebelumnya, Polrestabes Surabaya juga telah menerjunkan anggotanya untuk dilakukan penyisiran kesejumlah obyek vital dalam rangka menghadapi Lebaran 2019.
“Pengamanan ditingkatkan ada penguatan personel terutama di pos pam, markas polisi (Polrestabes maupun Polsek jajaran). Selain itu juga ruang publik jadi lebih ditingkatkan dan lebih waspada,” ucap alumnus Akpol tahun 1995 ini.
Upaya menjaga Kota Surabaya dari berbagai ancaman gangguan keamanan mulai dari tindak kriminalitas hingga aksi terorisme itupun tergolong sukses. Dengan tagline #JogoSurabaya 247, pengamanan 24 jam selama 7 hari tersebut, kota kedua setelah ibu kota Jakarta ini pun aman dari aksi kriminalitas.
Seperti, saat aksi rusuh 22 Mei 2019 di Jakarta. Rumor yang berkembang, demonstrasi besar-besaran bakal merembet ke beberapa kota di Indonesia termasuk Surabaya. Akan tetap, upaya persuasif dan komunikasi intens dengan berbagai pihak membuat Kota Surabaya bersih dari demonstrasi. Masyarakat pun diuntungkan, mereka bisa dengan tenang beraktivitas tanpa rasa cemas.
“Ayo bersama-sama jogo Suroboyo,” tutup Sandi.