SITUBONDO, FaktualNews.co – Tidak beroperasi Pabrik Gula (PG) di Kabupaten Situbondo, yakni Panji dan PG Olean Situbondo. Kondisi tersebut mendapat perhatian khusus dari Wakil Bupati (Wabup) Situbondo Yoyok Mulyadi.
Bahkan, Wabup Situbondo Yoyok Mulyadi akan segera menghadap Gubernur Jawa Timur. Sebab, tidak beroperasinya dua PG di Situbondo itu menimbulkan reaksi dari ratusan karyawan dan para petani tebu di Kabupaten Situbondo.
Wabup Situbondo Yoyok Mulyadi mengatakan, seharusnya PG Olean dan PG Panji sudah giling sejak Mei 2019 lalu. Belum beroperasinya dua PG itu sangat merugikan petani. Selain berdampak turunnya rendemen.
”Tidak beroperasinya dua PG di Situbondo ini mengakibatkan tanaman tebu juga bisa mengering, berpotensi terjadinya kebakaran lahan tebu,”kata Wabup Yoyok Mulyadi, Selasa (18/6/2019).
Menurutnya, ia sangat memahami reaksi petani dan karyawan PG di Kabupaten Situbondo yang dilakukan pada 14 Juni 2019 lalu. Karena dirinya juga petani tebu dan hingga kini belum ditebang.
”Areal tanaman tebu di Situbondo cukup luas dan cukup untuk pasokan bahan baku empat PG di Kabupaten Situbondo,”imbuhnya.
Lebih jauh Wabup Yoyok mengatakan, belum beroperasinya PG Panji dan Olean membuat was-was para petani tebu di Kabupaten Situbondo. Jika mereka menjual tebu ke luar daerah pasti akan merugi karena harganya murah.
Saat ini harga tebu di luar daerah sekitar 30.000 per kwintal. Sedangkan pada tahun sebelumnya masih sekitar 42.000 hingga 45.000 per kwintal,”beber Yoyok Mulyadi.
Wabup Yoyok menegaskan, tidak jelasnya produksi PG di Situbondo sangat merugikan petani tebu. Kedepan bisa jadi para petani di Kabupaten Situbondo akan malas menanam tebu.
”Oleh karena itu, dalam waktu dekat, saya akan segera melakukan audiensi dengan PTPN XI dan Gubernur Jatim,”pungkasnya.