FaktualNews.co

Tahun Politik, Pemasaran Manik-Manik Jombang Lesu, Pengrajin Mengeluh

Ekonomi     Dibaca : 1705 kali Penulis:
Tahun Politik, Pemasaran Manik-Manik Jombang Lesu, Pengrajin Mengeluh
FaktualNews.co/Istimewa/
Nur Wakid, pengrajin manik-manik, Plumbon, Gambang, Jombang.

JOMBANG, FaktualNews.co – Berkepanjangannya isu politik di Indonesia, ternyata berimbas negatif pada produksi kerajinan manik-manik di Jombang, Jawa Timur. Di Jombang misalnya, di tahun politik ini, pemasaran manik-manik  turun hingga sekitar 30 persen.

Demikian ini menurut pengrajin manik-manik akibat kunjungan wisatawan domestic maupun manca negara turun. Sebab, biasanya sebelum tahun politik, wisatawan banyak yang datang di Desa Plumbon Gambang, Kecamatan Gudo, Jombang, yang merupakan sentra perajin manik-manik di Jombang.

Di Desa Plumbon Gambang ini, terdapat sebanyak 122 perajin dan sekitar 1000 tenaga kerja yang menggantungkan hidup dari manik-manik. Namun saat ini sejumlah perajin tidak ada kegiatan.

Kepala Desa Plumbon Gambang, Agus Yudha Asmara mengatakan,  peralatan produksi manik-manik saat ini menganggur. Hal ini  karena anjloknya permintaan pasar. Akibatnya sekitar 100 tenaga kerja kehilangan pekerjaan. Salah satu penyebabnya situasi politik negara yang belum pasti.

“Sehingga jumlah wisatawan mancanegara maupun dalam negeri yang berbelanja manik-manik turun, “ujar Agus Yudha Asmara Kamis (20/6/2019).

Hal senada juga disampaikan salah seorang perajin manik-manik Nurwakid. Menurutnya selama ini penjualan manik-manik sebanyak 70 peren  bergantung pada turis yang datang untuk berbelanja langsung ke Jombang ataupun ke sejumlah daerah wisata sebagai pemasaran utama manik-manik Jombang.

Namun, kata Nurwakid, sejak kampanye Pemilu dimulai beberapa waktu lalu jumlah  turis yang datang terus menurun. Akibatnya tingkat penjualan manik-manik ke beberapa daerah wisata yang dipasok dari Jombang, seperti Bali, Kalimantan dan Sulawesi  juga turun.

“Perajin tidak tahu pasti alasan para turis asing enggan datang ke pusat-pusat wisata di Indonesia dan alasan wisatawan domestik enggan berbelanja manik-manik. Ya mungkin situasi politik seperti ini, yang membuat mereka enggan, “ujar Nur Wakid.

Karena itu, Nur Wakid dan perajin manik-manik lainnya berharap setelah putusan Mahkamah Konstitusi yang menangani senketa Pemilu situasi ekonomi kembali stabil. “Sehingga wisatawan dari berbagai belahan dunia datang dan berbelanja manik-manik seperti sebelum masa kampanye lalu, “pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin