JEMBER, FaktualNews.co – Tebu tahan kering NXI-4T karya Prof. Bambang Sugiharto seorang peneliti senior sekaligus ketua Center for Development of Advance Science and Technology (CDAST) Universitas Jember (Unej) diminati Illovo Sugar Africa, produsen gula terbesar di benua Afrika yang berpusat di Negara Afrika Selatan.
Ketertarikan perusahaan tersebut akan karya profesor asal Jember ini, karena varietas tebu tersebut terbukti dapat tumbuh subur di lahan kering. Sehingga dinilai cocok di tanam di perkebunan tebu yang dikelola oleh Illovo Sugar Africa yang tersebar di beberapa negara Afrika, yang umumnya adalah lahan kering.
Seorang Senior Scientist Illovo Sugar Africa Nickholas Grantham menyampaikan, dirinya tertarik akan varietas tebu tahan kering NXI-4T, setelah selama sekitar lima hari kunjungannya di Jember dirinya melihat hasil tanaman tebu tersebut, dapat tumbuh subur di lahan kering. Contohnya di lahan milik PG Soedhono di Ngawi yang ditanam oleh PTPN XI.
“Tebu varietas tahan kering NXI-4T di sini memiliki tinggi hingga tiga meter sementara di kebun kami rata-rata hanya dua meter saja, bahkan diameternya tebunya lebih besar, padahal kondisi tanahnya sama-sama tergolong tanah kering,” ujar pria yang akrab dipanggil Nick ini, dengan menggunakan bahasa Inggris, Jumat (21/6/2019).
Ketertarikan pria peraih gelar doktor dari University of Cambrigde ini akan varietas tebu tahan kering tersebut, juga dibuktikan dengan kunjungannya di Jember, dengan mendatangi dan melihat langsung hasil produksi tebu di PG Semboro, Jember, serta kebun percobaan Universitas Jember di Jubung, dengan didampingi Prof. Bambang.
“Kami perkirakan kebutuhan gula di Afrika pada tahun 2020 nanti mencapai enam juta ton, oleh karena itu perusahaan kami giat meluaskan lahan tebu, namun terbentur pada masalah produktivitas tebu karena lahan di Afrika yang umumnya lahan kering. Oleh karena itu saya rasa tebu tahan kering karya Prof. Bambang Sugiharto bakal cocok ditanam di Afrika,” jelasnya.
Alasan Nick ke Indonesia, khususnya ke Jember, katanya, juga setelah mencari melalui mesin pencari google, tentang tebu tahan kering. “Sebab setiap kali mencari tema tebu tahan kering secara online, maka yang muncul adalah nama Profesor Bambang Sugiharto dari Universitas Jember, oleh karena itu saya penasaran dan memutuskan mengunjungi Jember, kebetulan sebelumnya saya ada acara memberikan materi seminar terkait gula di Vietnam,” ungkapnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Prof. Bambang Sugiharto menyampaikan, bibit tebu tahan kering NXI-4T yang dikembangkannya mulai tahun 2013 ini, sudah dalam tahapan komersialisasi setelah melewati ujian keamanan hayati.
“Uji tersebut meliputi uji keamanan lingkungan, uji keamanan pangan dan uji keamanan pakan. Saat ini tebu tahan kering NXI-4T sudah ditanam dan dikembangkan oleh PTPN XI sebagai pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) tebu tahan kering NXI-4T di beberapa lahannya,” ungkapnya.
Seperti di PG Pagotan Madiun seluas 30 hektare, katanya, dan di lahan PG Soedhono Ngawi seluas 10 hektare. “Juga di lahan tebu PTPN XI lainnya,” katanya.