Peristiwa

Temuan Benda Kuno di Jombang, Diduga Bekas Pemukiman Jaman Majapahit

JOMBANG, FaktualNews.co – Sejumlah benda kuno berberupa tumpukan batu bata hingga serpihan tengkorak manusia yang ditemukan warga saat menggali pasir di Dusun Kedaton Desa Bulorejo, Diwek, Jombang, Jawa Timur, diduga merupakan permukiman era kerajaan Majapahit.

Hal ini diungkapkan oleh, Arkeolog BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho,setelah sebelumnya melakukan pengecekan dilokasi temuan bersama Bidang Kebudayaan Pemkab Jombang, Sabtu (22/6/2019).

Dijelaskannya, dari hasil pengecekan sementara, Wicaksono mengatakan, batu bata tersebut tidak seperti batu bata pada umumnya. Batu bata tersebut berukur cukup besar dengan ketebalan 5-6 sentimeter, lebar 21 sentimeter, dan panjang 31 sentimeter.

Tumpukan batu bata yang membentang arah barat ke timur dengan panjang 100 meter ini, ditemukan di kedalaman 160 sentimer.

“Ketika kita ke lapangan kita temukan struktur batu bata 11 lapis, punya ketebalan 67 sentimeter,” bebernya.

Tidak jauh dari lokasi penemuan tumpukan batu bata yang membentuk struktur menyerupai dinding itu, juga sempat di temukan tumpukan batu bata serupa pada 2016 lalu. Jarak dari lokasi penemuan tumpukan batu bata di Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, dengan penemuan 2016 lalu, berjarak hanya 100 meter. Tepatnya berlokasi di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngoro, Jombang.

Menurut hasil pengamatan sementara Arkeolog BPCB Trowulan, kedua temuan tersebut diduga kuat sebagai kompleks pemukiman warga di era kerajaan Majapahit.

Selain bentuk batu bata yang diartikan mirip dengan temuan-temuan yang ada di Trowulan, Mojokerto, dugaan terkait kompleks pemukiman Majapahit itu juga diperkuat dengan adanya temuan benda-benda keramik yang diduga sebagai tembikar yang dibuat jaman Majapahit.

“Ciri-cirinya merupakan bekas pemukiman, karena ada sisa-sisa tembikar,” tandasnya.

Untuk saat ini, pihak BPCB Trowulan, akan meneliti kembali hasil dari pengecekan di lokasi penemuan tumpukan batu bata untuk memastikan bentuk asli dari temuan tersebut.

“Di temuan baru ini akan kami ploting dengan temuan yang di Sugihwaras, dan kita akan tarik batas-batas sebarannya. Kami akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang untuk upaya-upaya pelestarian,” bebernya.

Sekadar diketahui, tumpukan batu bata kuno itu pertama kali ditemukan di area persawahan di Dusun Kedaton, Desa Bulurejo, oleh Suwandi (49) warga setempat. Lokasi penemuan itu merupakan tempat galian pasir yang dulunya merupakan lahan persawahan.

Suwandi menuturkan, tumpukan batu bata merah itu ditemukannya saat menggali pasir bersama teman kerjanya tiga bulan yang lalu atau tepatnya pada bulan Maret 2019.

“Waktu itu menggali pasir. Barangnya itu di bawah pasir. Bentuknya seperti tembok gitu,”  pungkawnya.