FaktualNews.co

Batik Difabel Trenggalek, Menjadi Batik Satu-satunya di Indonesia

Ekonomi     Dibaca : 1773 kali Penulis:
Batik Difabel Trenggalek, Menjadi Batik Satu-satunya di Indonesia
FaktualNews.co/Suparni PB/
Proses pembuatan batik difabel Trenggalek.

TRENGGALEK, FaktualNews.co – Batik menjadi salah satu unggulan dan ciri khas beberapa daerah di Indonesia. Namun ada yang unik dan belum pernah ada di Indonesia yakni batik Difabel.

Batik produk Yayasan Disabilitas Naeema Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur ini, menjadi satu satunya batik difabel. Karena dari pola yang diciptakan merupakan pola batik dari isyarat ejaan jari dan braile.

Menurut Taryaningsih Ketua Yayasan Disabilitas Naeema, awal mula tidak ada fikiran membuat batik disabilitas atau difabel ini. Namun sebelumnya membuat batik SLBN Panggungsari,  Durenan yang akan digunakan sebagai lomba guru berprestasi dan berdedikasi pada tahun 2019 ini.

“Berawal dari situ, seketika langsung ada pesanan dari bupati dan juga banyak teman-teman yang meminta untuk dibuatkan. Pada akhirnya isyarat ejaan jari dan brail yang semula bertuliskan SLBN Panggungsari diganti dengan difabel Trenggalek,” ucapnya, Minggu (23/6/2019).

Dikatakan Tarya sapaan akrabnya,  batik difabel atau disabilitas ini bisa diganti pada isyarat ejaan jari dan brail sesuai dengan pesanan. Sehingga batik yang akan dibuat tetap menggunakan isyarat disabilitas.

Menurutnya, terkait tingkat kesulitannya sendiri sebenarnya tidak ada dalam proses pembuatannya. Namun dibutuhkan ketlatenan pada saat mencanting batik.

“Kalau pola sudah saya buatkan sendiri. Jadi untuk teman disabilitas, cukup tinggal  menggambar kain di atas pola yang telah dibuat,” terangnya.

Diakui Tarya, kesulitan lainnya pada saat mencanting ketika akan membatik. Sebab jika malam atau bahan membatik terlalu dingin serta terlalu encer akan meluber kemana-mana. Karena jika meluber, maka isyarat jari dan brail akan tidak terbaca.

“Batik disabilitas ini belum pernah ada di Indonesia karena isyarat dan brail awalnya hanya untuk sarana komunikasi. Isyarat untuk berkomunikasi dengan tuna rungu sedangkan brail untuk tunanetra,”terangnya.

Ditambahkan Tarya, dari situlah inspirasi itu muncul untuk dijadikan batik dengan kombinasi logo disabilitas. Jadi, ada ejaan untuk tunanetra, tunarungu, tunadaksa, tunagrahita dan autis.

Selain itu karena karya ini dari Trenggalek, sementara di Kabupaten Trenggalek kaya akan cengkih maka dikombinasikan dengan bunga cengkih.

“Serta ada bunga teratai yang melambangkan cinta dan kehidupan di tengah kehidupan kita yakni teman difabel. Sehingga kita memang harus sangat tulus mencintai, mengasihi dan melindungi anak-anak difabel dalam kehidupan bermasyarakat,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin