LAMONGAN, FaktualNews.co – Meski sempat mendapat penolakan dari Banser di Lamongan. Kehadiran ustad Felix Y Siauw sukses mengisi ceramah tabligh akbar di masjid Al Ikhlas, Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Lamongan.
Ustad etnis Tionghoa yang menjadi seorang mualaf semenjak masa kuliah ini. Sebelumnya sering mendapat penolakan saat akan berceramah di beberapa daerah oleh Banser terhadap kehadiran salah satu aktivis gerakan Islam, Hizbut Tahrir Indonesia yang saat ini telah dilarang.
Namun tidak seperti di Lamongan, saat acara Wisuda Santriwati Angkatan XVII Ponpes Al Ikhlash setingkat SLTA ini ustad Felix Y. Siauw tetap memberikan ceramah. Padahal, sebelumnya kehadiran Ustad Felix sempat mendapat penolakan Banser.
Di Ponpes pimpinan KH Azhari Dipo Kusumo ini, tak hanya berceramah dan memberi motifasi saja. Namun, dihadapan para undangan pada Kamis (27/6/2019) malam itu ustad Felix bahkan sempat curhat.
“Setiap kali dakwah saat mengisi acara selalu dituduh intoleran, dan hari ini kita berbicara tentang akhlak. Saat ini saya tidak ceramah tetapi curhat.”kata ustad Felix.
Dengan ilmu agama yang dimilikinya, sebagai muslim dirinya terus berdakwah sesuai amanah. Meskipun ustad alumni Fakultas Pertanian IPB tersebut bukan jebolan pesantren. “Nasehat untuk santriwati bahwa dakwah adalah cinta dengan rasa cinta itulah kita dapat melakukan dakwah,”pesan ustad Tionghoa asal Palembang ini kepada ribuan santriwati.
Sementara itu, Pimpinan Ponpes KH Azhari Dipo Kusumo, mengaku. telah didatangi Muspika Brondong adanya informasi bahwa adanya salah satu ormas yang menolak kehadiran Ustad Felix Y Siauw. Namun dengan mediasi dengan seluruh pihak akhirnya tidak ada masalah.
“Dengan semangat Bhineka Tunggal Ika, saya bersama TNI Polri akan bersama menjaga kedaulatan RI, bahwa ustad felix berdarah cina tetapi jiwanya NKRI dan dibalut dengan Islam.”terang ustad Dipo.
Lebih jauh pimpinan Ponpes Al Ikhlash menambahkan bahwa dirinya sangat bangga dan menghormati pendiri NU dan Muhammadiyah sebagai pejuang berdirinya Bangsa Indonesia.
“Ulama dan santri di Garda depan menumpahkan darahnya demi negara Indonesia maka dari kita wajib berjuang demi kedaulatan Indonesia, Kita bangun kembali akhlahkul karimah kejujuran dan keadilan maka kita berdoa agar negara ini ditegakkan atas kejujuran dan keadilan, “pungkas ustad Dipo.