PPDB Sistem Zonasi di Mojokerto, Wali Murid : Jalur KIP Tak Fair
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Hasil seleksi penerimaan PPDB online tingkat SMP telah diumumkan. Hasilnya orang tua siswa yang kecewa karena anaknya tidak diterima dan menganggap pelaksanaan PPDB melalui kuota KIP dan zonasi dinilai banyak di warnai kecurangan.
Seperti yang di SMP Negeri 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto. Hari ini tepat pada pukul 10.00 banyak orang tua siswa saling berebut untuk melihat hasil seleksi penerimaan peserta didik baru. Bahkan, terdapat orang tua siswa nampak menangis setelah melihat pengumuman penerimaan PPDB melalu sistim zonasi di SMP Negeri 1 Sooko. Karena anaknya tak tercantum dalam daftar alias tidak diterima.
Dari data yang didapat dari pihak sekolah, jumlah pagu di SMP Negeri 1 Sooko sebanyak 319. Sedangkan yang melakukan verifikasi sebanyak 475 calon siswa, secara otomatis ada sebanyak 156 calon siswa yang tidak terterima.
Salah satu orang tua siswa asal Kenanten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto mengatakan, karena nama anaknya tidak masuk daftar dipengumuman PPDB di SMP Negeri 1 Sooko, dirinya mencabut berkasnya untuk mencari sekolah lain.
“Saya pakai zonasi, karena jarak dari rumah ke sekolah hanya berjarak 1,6. Ini rencanaya akan daftar kembali ke SMP Negeri 5 di Kota Mojokerto, kemarin juga sudah mengambil PIN, sebab di SMP Negeri 1 Sooko, zonasi dengan jarak 1,3 sudah terpenuhi,” ucapnya.
Menurutnya, tidak diterimanya anaknya di SMP Negeri 1 Sooko, ada beberapa catatan yang perlu digaris bawahi. Yakni kuota penerimaan melalui sistem Kartu Indonesia Pintar (KIP) jarak terjauh 6,3 kilometer masih diterima.
“KIP ini praktiknya juga ngawur, artinya banyak orang mampu yang mengunakan KIP, seperti tetangga saya dia mempunyai motor N Max dia bisa lolos dengan mengunakan KIP,” sebutnya.
Dia juga mengatakan, melihat dari yang masuk di SMP Negeri 1 Sooko, jalur KIP diambil 20 persen dari 319 pagu yang disediakan. “Jarak terjauh 6,3 kilometer bisa diterima, seharusnya ini yang perlu diperketat,” terangnya.
Hal yang senada juga dikatakaan, Khoirul Waroh, dia merasa kecewa karena anaknya tidak diterima di SMP Negeri 1 Sooko meski zonasi dari rumah ke sekolah hanya berjarak 1,4.
“Kecewa jalas, tapi mau gimana lagi. Karena kalah jarak, rumah saya di wilayah Japan. Ya otomatis harus mencari keperuntugan sekolah lain,” sebutnya.
“Saya tidak tau kalau KKS ini bisa digunakan untuk daftar, ya saya mencoba keperuntugan melalu zonasi saja, tapi dengan jarak 1,4 tidak bisa diterima,” tegasnya.