PASURUAN, FaktualNews.co – Keinginan yang kuat untuk menunaikan rukun Islam yang ke 5, terus diperjuangkan oleh Suriyah (80), nenek penjual nasi jagung, asal Jalan Maluku, Gang V, Kelurahan Trajeng, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan. Akhirnya, nenek yang punya semangat tinggi ini, siap berangkat haji tanggal 30 Juli 2019.
Penantian selama 9 tahun untuk menunaikan ibadah haji ini, dilakukannya dengan sabar. Keinginannya untuk pergi ke tanah suci Makkah itu tak serta merta langsung terkabul. Ia masih harus menunggu antrean, agar bisa berangkat haji.
“Dengan uang tabungan awal Rp 25 juta itu, saya daftar haji pada tahun 2010 lalu,” papar Suriyah, saat ditemui FaktualNews.co, Senin (1/7/2019).
Di rumahnya yang sederhana itu, Suriyah biasa menyiapkan dagangannya. Becak untuk mengangkut semua olahan nasi jagung. Kemudian dibawanya ke sekitar alun-alun Kota Pasuruan pada sekitar pukul 16.00 WIB.
“Dari keuntungan jual nasi jagung ini akhirnya saya bisa berangkat ke Makkah,” ungkap nenek asal Sampang, Madura ini.
Sebelum berjualan nasi jagung, Suriyah sempat membuat kue kucur (cucur) yang dijual di Pasar Besar Kota Pasuruan. Kala itu, Suriyah gigih berdagang kucur.
Dari keuntungan berpuluh-puluh tahun berjualan kue kucur itu, Suriyah berhasil mengumpulkan uang hingga Rp 25 juta.”Saat itu ada uang langsung saya daftarkan untuk haji,” kata Suriyah.
Sebelum dikenal menjadi penjual nasi jagung, nenek Suriyah (80) sempat mengais rezeki dengan berjualan kue kucur. Selama 40 tahun berjualan kue kucur itu, ia mengantongi uang sebesar 25 juta rupiah sebagai tabungan awal naik haji.
“Saya dulu juga jualan kue kucur di pasar gede. 40 tahun lah kira-kira lamanya,” kenang Suriyah.
Nenek 9 cucu ini rela menyisihkan sebagian keuntungannya dari berjualan kue kucur. Hingga pada 2010, Suriyah memantapkan hati untuk mendaftar haji.
Niat sucinya ini ia sampaikan kepada anaknya, Maimunah (45). Tak berapa lama, Maimunah pun mengantar ibunya melakukan pendaftaran haji ke kantor Kemenag Kota Pasuruan.
Maimunah, anak kedua Suriyah, awalnya tak percaya terhadap niat ibunya pergi ibadah haji. Setelah keyakinan tampak dari wajah ibunya itu, akhirnya ia turut mendampingi ibunya mendaftar ke KBIH.
“Awalnya cerita kalau punya uang Rp 25 juta buat haji, kami anak-anaknya tentu sangat mendukung saja, kan untuk ibadah,” terang Maimunah.
Uang 25 juta rupiah itu, belum cukup. Untuk menambah kekurangannya, kata Maimunah ibunya harus bekerja keras mengumpulkan uang. Sekitar 13 tahun lalu Suriyah pun banting setir menjadi penjual nasi jagung di area pertokoa di Jalan Sumatra, Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Purworejo, tiap harinya. Ia lakukan saat menjelang sore.
Untuk kekurangannya, nenek yang kerap berziarah ke makam Wali ini, dilakukannya dengan mengangsur. Suriyah memetik hasil kesabarannya. Ia bersiap berangkat menuju tanah suci tahun ini, sendirian dan berangkat bersama Calon Jamaah Haji (CJH) lainnya dengan kelompok terbang (kloter) 72 asal Kota Pasuruan.