FaktualNews.co

Sepi Pembeli, Perajin Mebel Pasuruan Beralih ke Lukisan Kayu 

Ekonomi     Dibaca : 1882 kali Penulis:
Sepi Pembeli, Perajin Mebel Pasuruan Beralih ke Lukisan Kayu 
FaktualNews.co/Aziz/
Perajin mebel yang beralih ke seni lukis kayu beromzet jutaan rupiah.

PASURUAN, FaktualNews.co – Minimnya pembeli di kawasan sentra mebel Kota Pasuruan, beberapa tahun ini berimbas pada para perajin mebel di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan.

Menurunnya omzet itu seiring dengan lesunya pasar berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk atasi sepinya pekerjaan, mereka pun beralih profesi untuk membuat lukisan dari kayu.

Upaya itu, mereka lakukan agar ada penopang ekonomi keluarga yang harus didapatkan. Apalagi dengan datangnya saat anak masuk sekolah pada tahun ajaran baru ini yang juga.

“Kami berusaha agar ada kerjaan yang harus diperoleh. Kalau menuruti lesunya pasar mebel, justru kami akan merugi juga,” ujar Kukuh, perajin mebel, asal Kelurahan Randusari, Kamis (4/7/2019).

Untuk mendapatkan bahan untuk sebuah lukisan dengan bingkai kayu jati, ia dapatkan dengan mudah. Karena sisa kayu mebel juga tersedia. Sehingga dengan keterampilan olah kayu sisa diwujudkan dalam sebuah lukisan kayu yang punya nilai seni.

“Kami sengaja memanfaatkan kayu sisa barang mebeler untuk bahan lukisan,” urainya.

Diakuinya, kalau lukisan kayu lebih diminati pasar dan laku di semua pasar khususnya pasar lokal hingga komoditi untuk ekspor bersama kerajinan lain seperti jam dinding dari kayu dan jam duduk untuk hiasan.

Bahkan pasar banyak yang mencarinya karena bagi para pembeli adalah hal baru dan punya nilai seni yang cukup langka saat ini.

Para perajin juga mendapatkan bahan penunjang lainnya untuk menyelesaikan karya lukisan kayu, jmudah didapatkan. Diantaranya gergaji, lem kayu, cat pelitur dan bahan lainnya.

“Memang cukup rumit untuk menghasilkan sebuah lukisan yang diharapkan, karena membutuhkan ketekunan dah kesabaran,” papar Kukuh.

Syaiful Huda, seorang perajin mebel asal kelurahan Randusari, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan ini, juga ikuti jejak Kukuh.

“Kalau lukisan baru sekitar berjalan satu tahun dan kerajinan tangan seperti jam dinding dan jam duduk dari kayu limbah sudah beberapa tahun yang lalu. Sebagian sudah di ekspor ke luar negeri dan ke Bali,” ungkap dia.

Untuk bisa menarik kalangan pembeli para perajin terus berinovasi dan dimana hasil karyanya mempunyai nilai seni yang cukup tinggi. Sebab lukisan kayu bagi perajin adalah hal yang terbaru, meski sebelumnya telah ada.

“Saat ini kami mengerjakan lukisan kayu Bapak Presiden terpilih  Ir. Joko Widodo bersama Bapak Wakil Presiden K.H Makruf Amin,” tutur Syaiful Huda.

Lukisan kayu yang dibuat oleh Kukuh dan Syaiful bersama pemuda Kelurahan Randusari yang diberdayakan sebagai pekerja juga pernah mengerjakan pesanan lukisan kayu dari Kapolres Mojokerto dan logo Nahdlatul Ulama (NU).

Omzet setiap bulan bisa mencapai hingga puluhan juta rupiah dengan harga lukisan kayu mulai ratusan ribu rupiah hingga dua juta rupiah tiap lukisan.

Perajin memanfaatkan limbah menggunakan kayu jenis jati yang terbawa arus saat banjir bandang di sungai Welang yang melintasi kelurahan Randusari.

Selain itu juga kayu sisa dari pembuatan barang-barang untuk rumah tangga seperti tempat tidur, almari rias, meja dan kursi dan lainnya. Mereka jual jam dinding dan jam duduk juga kerajinan lain, dengan harga bervariasi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin