FaktualNews.co

Merasa Dirugikan, Ratusan Petani Tebu PG Asembagus Situbondo, Ancam Demo 

Peristiwa     Dibaca : 960 kali Penulis:
Merasa Dirugikan, Ratusan Petani Tebu PG Asembagus Situbondo, Ancam Demo 
FaktualNews.co/Dokumen/
Mesin giling PG Asembagus, Situbondo.

SITUBONDO, FaktualNews.co – Ratusan  petani tebu yang tergabung dalam gabungan petani di wilayah Pabrik Gula (PG) Asembagus,  Situbondo,   akan melakukan aksi demo ke PG Asembagus,  yang baru direvitalisasi.

Pasalnya, meski PG Asembagus, baru direvitalisasi, yang menghabiskan anggaran sekitar Rp 300 miliar. Namun hingga PG Asembagus, belum operasi secara maksimal, sehingga merugikan para petani tebu setempat.

Herman Fauzi, koordinator aksi unjuk rasa  mengatakan,  sesuai dengan  rencana,   unjuk rasa akan dilaksanakan pada Senin (15/7/2019) mendatang, dengan sasaran  di depan pintu gerbang Pabrik Gula (PG) Asembagus.

“Kami telah mengirim surat pemberitahuan aksi unjuk rasa ke Polres Situbondo. Ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan para petani tebu terhadap  PG Asembagus, karena   merugikan para petani tebu Situbondo,”kata Herman Fauzi, Kamis (11/7/2019).

Menurutnya, ada ratusan petani tebu yang ada di wilayah PG Asembagus, yang akan ikut melakukan aksi unjuk rasa. Mereka menuntut kepastian giling dan PG beroperasi optimal yang direncanakan dapat menambah kapasitas giling 6.000 ton per hari itu.

“Ratusan petani tebu yang akan ikut aksi demo, diantaranya  berasal dari kecamatan Jangkar, Asembagus dan Kecamatan Banyuputih,”kata Herman Fauzi.

Pria yang akrab dipanggil Fauzi ini megatakan, akibat tidak ada kepastian giling dan PG Asembagus tidak beroperasi optimal. Sehingga merugikan para petani tebu, karena  tebu milik petani harus antre untuk giling. Akibatnya terjadi penyusutan berat tebu.

Dikatakan, meskipun PG Asembagus membeli tebu petani dengan sistem pembelian putus (SPT) atau membeli secara tunai, tetap merugikan petani. Karena PG membeli tebu petani dengan harga Rp 47.000 per kuintal dan dua hari ini naik jadi Rp 48.000 per kuintal.

“Harga tersebut masih merugikan petani, dan standarnya petani tidak rugi antara Rp 50.000 hingga Rp 55.000 per kuintal,” ucapnya.

Fauzi menegaskan, aksi  unjuk rasa ini  juga menuntut pencopotan General Manajer PG Asembagus. Pasalnya dinilai hanya memberikan janji-janji giling tebu akan optimal dan jadwal giling tebu juga kerap ditunda dengan berbagai alasan.

“Tuntutan utama kami kepastian giling di PG Asembagus, dan pencopotan GM yang kami nilai hanya janji giling optimal. Namun pada kenyataannya giling tebu di PG Asembagus  tidak optimal sesuai yang direncanakan setelah direvitalisasi,” katanya.

Sementara itu, General Manajer PG Asembagus, Situbondo, Danang Krisworo, hingga berita ditulis, belum bisa dikonfirmasi.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin