JOMBANG, FaktualNews.co-Jajaran Direksi dan senior leaders Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan wilayah Jawa Timur menyambangi Desa Kedungdowo, Kecamatan Ploso, Jombang, Kamis (11/7/2019).
Kegiatan yang merupakan rangkaian memperingati HUT BPJS Kesehatan yang ke-51 ini guna memantau langsung implementasi program JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat) di kawasan tersebut.
Selain itu juga untuk menjaring aspirasi masyarakat setempat demi menyempurnakan jalannya program jaminan kesehatan sosial.
“Respon masyarakat cukup bagus. Banyak warga hadir. Di desa ini 95 persen warga sudah menjadi peserta BPJS Kesehatan. Mereka sudah mengerti aturan terkait program ini,” kata Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Jawa Timur Handaryo, usai sosialisasi di balai desa setempat.
Selain warga, hadir pula perwakilan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jombang, Puskesmas, Dinas Sosial (Dinsos), Camat Ploso Suwignyo, serta Kepala Desa Kadungdowo Wito.
Di hadapan undangan, Handaryo menjelaskan secara panjang lebar tentang pentingnya BPJS bagi masyarakat dan program JKN.
Handaryo mengatakan, JKN merupakan amanat Undang-undang Dasar 1945. Yakni, pemerintah harus hadir untuk kesejahteraan rakyatnya. BPJS Kesehatan, lanjutnya, juga sangat cocok dengan karakter bangsa Indonesia yang suka gotong royong.
“Karena menjadi peserta BPJS itu bukan untuk diri sendiri. Tapi juga membantu orang lain. Karena digotong orang banyak, pembiayaan ketika peserta sakit jadi ringan. Itulah gotong-royong dalam BPJS. Ini cocok dengan karakter rakyat Indonesia,” ujarnya.
Handaryo menegaskan, BPJS Kesehatan merupakan bentuk kehadiran pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya. Menurutnya, masyarakat tidak boleh menjadi miskin hanya karena pembiayaan untuk pengobatan suatu penyakit.
“Jangan sampai rakyat menjadi ‘Sadikin’ atau sakit menjadi miskin. Untuk melindungi itu, ada BPJS Kesehatan, karena pembiayaan menjadi ringan. Beban dipikul semua peserta, sehingga mesyarakt bisa terlindungi,” tambah Handaryo.
Menurut Handaryo, program tersebut mendapat respon positif dari masyarakat. Di Jatim, lanjut Handaryo peserta JKN-KIS sudah 28,7 juta orang, dari sekitar 40 juta jiwa warga Jatim.
“Sementara di Jombang sudah 68 persen warga ikut BPJS Kesehatan,” katanya merinci.
Dalam forum sosialisasi tersebut, Handaryo juga menyerahkan bantuan peralatan olahraga dan mengajak masyarakat membiasakan perilaku hidup sehat.
Bantuan peralatan itu diantaranya meja tenis yang komplit dengan net dan perangkat lainnya. Bantuan tersebut diterima secara langsung oleh Kades Kedungdowo, Wito.
“BPJS Kesehatan ini membutuhkan perananan berbagai lapisan masyarakat, termasuk warga desa. Menjadi peserta BPJS bukan hanya saat sakit. Tapi untuk jaga-jaga ketika sakit,” pungkasnya.