Nasional

Armada Jaya Ke-37, Lanjutkan Pertempuran Darat di Baluran Situbondo

Latihan Tempur

SITUBONDO, FaktualNews.co – Serangan lawan yang telah menguasai Pantai Banongan, mereda. Puluhan infanteri Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akhirnya dilabuhkan. Selanjutnya, mereka dikerahkan untuk menjalani pertempuran darat lanjutan di Baluran, Situbondo.

Akan tetapi dari skenario yang ada, kawasan itu masih dikuasai penuh oleh lawan, sehingga rentan terjadi serangan balik. Pertahanan musuh pun perlu dibuat porak-poranda sebelum pasukan infanteri bergerak kesana. Mengawali serangan, pasukan TNI AL menjalankan teknik serangan dari jarak jauh menggunakan roket.

Belasan roket melesat ke arah basis lawan, “765 tembak,…” pekik Komandan regu, Sabtu (13/7/2019).

Senjata mematikan ini seketika terlontar dari moncong Howitzer 105 dan RM-70 Grad ke angkasa. Serangan tersebut menjadi titik awal pertempuran darat dimulai.

Satuan pasukan lapis baja, ditambah unsur infanteri TNI AL bergerak menuju medan palagan. Mendekati basis lawan yang sudah ditargetkan sebelumnya.

Kendati demikian, upaya mendekati sasaran tak berjalan mulus. Tim penyerbu tetap mendapat serangan sengit dari musuh. Ledakan demi ledakan mewarnai upaya ini.

Ditengah kondisi medan yang sulit, pasukan TNI AL nampak tak selangkah pun mundur. Pasukan Batalyon tank amfibi TNI AL yang diterjunkan merayap, makin mendekati sasaran pokok.

Pertempuran terbuka tiba pada puncaknya, rentetan suara tembakan infanteri ricuh terdengar, diselingi garangnya peluru tank amfibi yang dilengkapi pelontar granat 40mm Mk19 Mod 0, melesak ke udara. Memborbardir pertahanan lawan yang tak kunjung menyerah.

Angkasa Baluran bergetar, daratan dihujani peluru dan mesiu. Tank amfibi memuntahkan ratusan misiu dari pangkalan tembak terhadap sasaran. Asap akibat ledakan, muncul dibeberapa titik, wilayah pertahanan musuh makin dipersempit.

Pertempuran yang berlangsung menegangkan ini akhirnya usai, kemenangan gemilang diperoleh pasukan TNI AL. Wilayah Banyuwangi, Situbondo, Jember dan sekitarnya kembali direbut dari tangan Sang Agresor. Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibawah kibaran bendera merah putih tetap terjaga.