FaktualNews.co

Candi Patakan Lamongan, Bangunan Wihara Masa Kerajaan Airlangga

Peristiwa     Dibaca : 1902 kali Penulis:
Candi Patakan Lamongan, Bangunan Wihara Masa Kerajaan Airlangga
FaktualNews.co/Faesol/
Lokasi Candi Patakan di Lamongan.

LAMONGAN, FaktualNews.co – Tim arkeologi dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto, Jatim hingga hari masih masih melakukan ekskavasi tahap ketiga di Candi Patakan yang berlokasi di Dusun Montor, Desa Patakan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.

Penggalian cagar budaya peninggalan masa Airlangga, sudah mulai terlihat bentuknya. Adanya soket menunjukan kalau bangunan ini ciri bangunan agama Budha yang ada jauh sebelum masa Majapahit atau mirip sebuah kompleks peribadatan dengan adanya temuan pecahan keramik dan lainnya.

“Dari temuan sementara, ada pintu gerbang, ada Stupa dan juga ada bangunan Wihara. Ini menunjukkan kalau bangunan situs ini adalah ciri bangunan Budha pada masa muda Airlangga pada abad 10 sebelum masa Majapahit,” Terang Andi Muhammad Said, Kepala BPCB Trowulan, Minggu (14/07/2019).

Situs Candi Patakan adalah satu-satunya peninggalan masa Airlangga yang terhitung lengkap jika dibandingkan dengan yang lainnya. “Dibutuhkan ekskavasi total dengan membuka semuanya sehingga bisa kelihatan bentuk aslinya seperti apa. Karena selama ini baru dugaan saja,” terangnya.

Tak hanya nampak bangunan utama dan juga bangunan gapura bentar yang diduga adalah bangunan bagian depan dari Candi Patakan ini.

Wicaksono Dwi Nugroho, Tim Arkeolog BPCB Trowulan,  juga menemukan penggunaan teknologi pasak pada batu candi dan takikan yang terbuat dari kayu juga diterapkan pada bangunan situs Candi Patakan.

“Sebelum-sebelumnya, tidak pernah ada penggunaan semacam teknologi pasak dan takikan pada bangunan situs candi dan baru di sini situs Candi Patakan.”kata Wicaksono di lokasi Candi Patakan.

Pasak dan takikan baru di situs candi Patakan ini sebagai pengait antar batu candi. Batu candi, yang dibuat berlubang di bagian tertentu yang ketika disusun bagian yang berlubang ini kemudian disatukan dengan pasal yang juga terbuat dari batu.

Wicaksono menambahkan, selain penggunaan pasak pada candi. Situs candi Patakan ini juga membuat takikan atau pengait antar batu candi. Takikan atau pengait ini, terang Wicaksono, adalah salah satu sisi batu candi dibuat menonjol. Sementara batu yang lain dibuat tekukan yang sama dengan pengait batu sebelumnya.

Temuan batu merah di situs Candi Patakan, yang kemudian dipadukan dengan batu warna lain. “Sehingga menjadikan candi Patakan ini lebih menarik jika dibandingkan dengan candi-candi lainnya,” ungkap Wicaksono.

Selain menemukan penggunaan teknologi tepat guna dan jenis batu merah, arkeolog BPCB Trowulan Jatim juga banyak menemukan pecahan keramik, uang kepeng dan juga sarung keris dari perunggu.

“Pecahan keramik yang ditemukan di sekitar lokasi situs Patakan ini kebanyakan berasal dari Tiongkok, yaitu masa Dinasti Song pada abad 10 atau 11,” terangnya.

Prasasti Patakan adalah bukti sejarah jika Airlangga pernah berada di Lamongan, setelah kalah perang untuk kemudian melanjutkan perangnya kembali hingga menang.

“Di prasasti Patakan juga disebut kalau wilayah Patakan menjadi sebuah tanah perdikan karena telah membantu Raja Airlangga, dan semakin meneguhkan kalau situs ini jauh lebih tua dari masa Majapahit, yaitu pada masa muda Airlangga.” tutur Wicaksono.

Situs Pataan sendiri pertama kali dilakukan ekskavasi oleh BPCB Trowulan, Mojokerto, Jatim  pada tahun 2013 lalu.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin