FaktualNews.co

Diduga Ada Permainan, Harga Daging Ayam di Nganjuk Tak Stabil

Ekonomi     Dibaca : 2043 kali Penulis:
Diduga Ada Permainan, Harga Daging Ayam di Nganjuk Tak Stabil
FaktualNews.co/Muji Lestari/
Lapak Pedagang daging ayam di pasar tradisional di Nganjuk. 

NGANJUK, FaktualNews.co – Harga daging ayam di beberapa wilayah di Jawa Timur, dalam kurun waktu beberapa minggu terakhir terpantau tak stabil.

Setelah beberapa waktu lalu sempak anjlok hingga kisaran harga dibawah Rp 20 ribu per kilogram ditingkat pasar. Beberapa hari kemudian harga tersebut kembali baik dan cenderung mahal.

Seperti yang nampak di pasar tradisional di wilayah Kabupaten Nganjuk. Dalam seminggu terakhir saja, sudah ada kenaikan secara bertahap. Mulai dari harga Rp 28 ribu, kemudian naik menjadi Rp  30 ribu dan Minggu (14/7/2019) hari ini, sudah menginjak harga Rp 32 ribu per kilogram.

Menurut para pedagang di pasar, kenaikan ini dipicu oleh sulitnya mendapatkan pasokan ayam dari pihak peternak yang tak sebanding dengan jumlah permintaan konsumen.

“Iya sekarang mahal lagi Rp 32 ribu perkilo gramnya, daging sama jerohan sama harganya. Informasinya ayamnya yang sulit didapat mbak, “kata salah satu pedagang  yang enggan disebutkan namanya kepada FaktualNews.co Minggu (14/7/2019).

Para pedagang mengaku, dengan mahalnya harga daging ayam ini cukup mempengaruhi permintaan pelanggan. Bahkan tak jarang para pembeli akhirnya terpaksa mengurangi jumlah permintaannya hingga setengah dari biasanya untuk menghemat pengeluaran mereka.

“Iya kaget, padahal sudah sempat turun dan murah kok sekarang jadi mahal lagi, tadinya mau beli dua kilo nggak jadi lah, Lebih baik uangnya buat beli lainya, saya ambil sekilo saja, “ujar Rukini (56), salah satu pembeli.

Sementara, para pedagang menduga naik turunya harga ayam ini karena unsur kesengajaan oknum tertentu yang ingin meraup keuntungan lebih. Caranya mempermainkan pasokan dan harga. Sebab, harga pakan dan biaya perawatan ayam ini masih belum ada kenaikan.

Naik turunya harga daging ayam ini juga sempat dikeluhkan oleh masyarakat lain di Jawa Timur, seperti di Jombang, Kediri dan Blitar.

“Mungkin ini sengaja dimainkan, tapi nggak tahu lah, kami ini hanya pengecer kecil. Kalau harga naik saya ikut naikkan, kalau turun ya ikut turun, sesuai yang wajar di pasar saja, “pungkas pedagang perempuan ini.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin