Tidur Bukan Hal Sederhana, Begini Penjelasannya
SURABAYA, FaktualNews.co – Tidur adalah hal yang indah bagi banyak orang. Tidak peduli apa yang dilakukan seseorang, dia akan selalu menyerah pada tempat tidur bahkan jika mereka tidak ingin tidur.
Beristirahat adalah fase dalam rutinitas harian setiap orang yang memungkinkan tubuh pulih dan mendapatkan kembali energi pada hari berikutnya.
Mengenal Lebih Jauh Mengenai Tahapan Tidur
Setiap tingkat fase tidur dicirikan oleh aktivitas jenis gelombang otak yang berbeda (aktivitas listrik dicatat dengan bantuan elektroda yang ditempatkan kepala). Tingkat tahapan tidur terdiri dari gerakan mata lambat (Nonrapid Eye Movement/NREM) dan tidur gerakan mata cepat (Rapid Eye Movement/REM).
• Tahap pertama (tidur ringan).
• Tahap kedua.
• Tahap ketiga (tidur nyenyak).
Tahapan tidur NREM dan REM berulang-ulang saat tidur malam. Tahapan I, II, III, dan IV diikuti dengan tidur REM. Siklus tidur yang lengkap, dari awal tahap I sampai akhir tidur REM, biasanya memakan waktu sekitar satu setengah jam.
Tidur malam dibagi menjadi tiga periode waktu yang sama yaitu persentase tertinggi NREM, tidur di tengah malam, dan tidur di sepertiga malam terakhir, yang sebagian besar adalah REM. Terbangun setelah tidur nyenyak biasanya adalah terbangun dari tidur REM.
Tidur NREM
Tahap pertama adalah tahapan tidur ringan dan dianggap sebagai transisi antara terjaga dan tidur. Selama tahapan tidur ini, otot mulai rileks. Hal itu terjadi saat tertidur dan selama periode rangsangan singkat dalam tidur, dan biasanya menyumbang 5-10% dari total waktu tidur. Seorang individu dapat dengan mudah terbangun pada tahap ini.
Tahap kedua terjadi sepanjang masa tidur dan mewakili 40-50% dari total waktu tidur. Selama tahap II, gelombang otak melambat dengan sesekali semburan gelombang cepat. Pergerakan mata berhenti pada tahap ini.
Tahap ketiga, gelombang otak yang sangat lambat disebut gelombang delta mulai muncul. Mereka diselingi dengan gelombang yang lebih kecil dan lebih cepat. Tahap ini mewakili sekitar 20% dari total waktu tidur. Tahap ketiga ini kadang-kadang disebut tidur nyenyak, di mana semua gerakan mata dan otot berhenti.
Jika seseorang terbangun saat tidur nyenyak, dia tidak segera menyesuaikan diri dan sering merasa grogi dan bingung selama beberapa menit setelah bangun tidur. Pada tahapan tidur ini tubuh melakukan perbaikan atau regenerasi jaringan sekaligus meningkatkan pasokan darah menuju ke otot, juga memperkuat imunitas tubuh.
Beberapa anak mengalami mengompol, mimpi buruk, atau berjalan dalam tidur (sleepwalking) saat tidur nyenyak.
Tidur REM
Tidur REM mewakili 20 sampai 25% dari total waktu tidur. Tidur REM mengikuti tidur NREM dan terjadi 4-5 kali selama periode tidur normal 8-9 jam.
Periode REM pertama saat tidur malam mungkin berdurasi kurang dari 10 menit, sedangkan yang terakhir mungkin melebihi 60 menit. Dalam tidur malam yang normal, serangan REM terjadi setiap 90 menit.
Bila orang tersebut sangat mengantuk, durasi setiap serangan tidur REM sangat singkat atau bahkan mungkin tidak ada. Tidur REM biasanya berhubungan dengan bermimpi. Selama tidur REM, bola mata bergerak cepat, denyut jantung dan pernapasan menjadi cepat dan tidak teratur, serta tekanan darah meningkat.
Tahapan tidur ini membuat otot-otot tubuh hampir lumpuh. Otak sangat aktif selama tidur REM, dan metabolisme otak secara keseluruhan dapat meningkat sebanyak 20%. Aktivitas listrik yang tercatat di otak selama tidur REM mirip dengan yang tercatat saat terjaga.
Selain itu, tahapan tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20 menit dengan rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100 menit. Namun saat kondisi seseorang sangat lelah, maka awal tidur bisa sangat cepat.
Berikut adalah ciri tidur REM lainnya, antara lain:
• Disertai mimpi aktif.
• Lebih sulit untuk dibangunkan selama tidur nyenyak NREM.
• Mata cepat tertutup dan terbuka, metabolisme dan sekresi gaster meningkat.
• Tonus otot saat tahapan tidur nyenyak ini tertekan, hal ini menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis.
• Terjadi gerakan otot perifer yang tidak teratur.
Hal penting lain yang juga harus dipahami adalah tahapan tidur tidak selalu dilalui secara berurutan. Pada umumnya tidur dimulai pada tahap 1 dan maju ke tahap 2, dan memasuki tahap 3.
Setelah tahapan tidur 3, kemudian pengulangan pada tahapan tidur 2 terjadi sebelum memasuki tidur REM. Setelah tidur REM berakhir, tubuh biasanya kembali ke tahap 2. Jika tidur REM terganggu, tubuh Anda tidak mengikuti perkembangan siklus tidur normal, begitu momen berikutnya Anda baru bisa tertidur.