Pendidikan

SDN Sumberaji 2,Sekolah Terpencil di Jombang, Tahun Ajaran Baru Hanya Dapat Dua Siswa

JOMBANG, FaktualNews.co – Sebuah Sekolah Dasar Negeri di Jombang, Jawa Timur, nyaris tak memiliki murid lantaran berada di Kampung terpencil. Saat ini total siswa yang belajar di Sekolah tersebut dari kelas satu hingga kelas enam, hanya berjumlah 12 siswa saja.

Adalah SD Negeri Sumberaji 2 Kecamatan Kabuh, Jombang. Sekolah yang berada di Dusun Ngapus Desa Sumberaji ini hanya mendapatkan dua murid saja pada tahun ajaran baru 2019/2020ini. Satu laki-laki dan satu perempuan.

Kepala Sekolah SDN 2 Sumberaji Surati mengatakan, minimnya jumlah murid baru ini bukanlah sebuah hal yang aneh. Sebab, Sekolah tersebut notabene berada di Dusun terpencil dipinggiran hutan, dimana hanya dihuni oleh sekitar 45 Kepala Keluarga (KK) saja.

Surati merinci, saat ini total semua murid di SDN 2 Sumberaji berjumlah 12 siswa.  Diantaranya dua siswa di Kelas I (satu), empat siswa dikelas IV (empat) dan enam siswa di kelas V (lima).  Sedangkan tiga kelas lainya, yakni kelas II (dua), III (tiga) dan VI (enam) kosong atau tidak memiliki pelajar sama sekali.

“Kalau tahun ini kelas enam baru lulus jumlahnya empat siswa lulus semua, tiga masuk SMP dan yang satu mondok di Tulungagung. Memang kampungnya terpencil, jauh dari Desa lain, kemudian karena mungkin program KB berhasil, jadi saat ini memang tidak ada warga yang memiliki anak yang usianya pas masuk kelas satu”, ungkap Surati, Rabu (17/7/2019).

Dikatakan Surati, sedikitnya murid yang didapat ini juga lantaran jarak antara Dusun Ngapus dengan Kampung lainya sangat jauh. Sehingga sekolahnya hanya mendapatkan siswa dari Dusun setempat. “Jaraknya ke SDN Sumberaji 1 itu sekitar 5 Kilometer, calon siswa dari kampung lain pun juga tentunya enggan sekolah disini, karena jarak yang jauh ini”, terangnya.

Untuk bisa sampai di Dusun Ngapus dibutuhkan waktu kurang lebih hampir dua jam dari pusat Kota di Jombang. Perjalanan menuju Desa Sumberaji pun tidak lah mudah, setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Kota dengan kendaraan roda dua, masih dibutuhkan lagi waktu sekitar lebih dari setengah jam sampai 45 menit dari menuju Dusun Ngapus melalui jalan setapak yang dihiasi dengan bebatuan terjal disepanjang jalan.

Kondisi jalan tersebut semakin parah saat musim hujan. Dan hal ini pun dirasakan sejumlah guru asal luar Desa tak terkecuali Surati untuk berangkat mengajar di SD Negeri II Sumberaji ini.

Surati mengakui bahwa di Sekolah yang berdiri sejak tahun 1984 silam ada banyak kekurangan disisi media pembelajarannya. Ditambah lagi dengan jumlah tenaga guru yang hanya berjumlah tujuh orang di Satu Sekolah tersebut semakin membuat para siswa kesulitan mencerna materi pelajaran yang diajarkan oleh para guru. Apalagi, di Kampung setempat tidak ada Taman Kanak-Kanak (TK) sebagai pendukung awal siswa belajar membaca dan menulis, sebelum mereka masuk ke tingkat SD.

“Kami hanya tujuh orang, yang aktif senin sampai kamis itu hanya empat, dua PNS, dua lago statusnya GTT (guru tidak tetap), sulitnya lagi kandang ada yang belum bisa membaca menulis ketika masuk dikelas satu, huruf dan menghitung pun belum bisa, itu kendala kita, kan ini tergantung orang tuanya saja kalau disini”, tandasnya.

Berdasarkan pantauan, di SDN Sumberaji 2 ini terdapat satu lokal gedung yang dipisah menjadi lima ruang. Satu ruang difungsikan untuk ruang guru, sedangkan empat ruang lain untuk ruang kelas. Dua ruang sengaja dibiarkan kosong oleh pihak Sekolah, karena ada kelas yang sengaja dijadikan dalam satu ruangan saja dan hanya diberi pembatas papan triplek.