NGANJUK, FaktualNews.co – Musim kemarau biasanya membuat petani merugi, namun berbeda dengan yang ada di Desa Balonggebang Kecamatan Gondang Kabupaten Nganjuk, karena para petani di daerah tersebut memanfaatkan tanah embung yang mengering menjadi lahan pertanian jagung.
Sukejo petani pemanfaat lahan embung yang mengering mengatakan, pada musim kemarau embung kedungsengon selalu kering sehingga dapat dimanfaatkan sebagai lahan pertanian jagung dengan memanfaatkan sisa air yang ada di embung yang dalam pemupukan serta perawatan sama seperti lahan pertanian pada umumnya.
“Ini bisa kita gunakan sampai sebelum musim hujan dating, biasaya penanaman jagung dimulai sejak bulan Juli, lalu dapat dipanen pada bulan Agustus mendatang,” kata Sukejo saat ditemui di lahan pertanian embung kering. Sabtu (20/7/2019).
Sukejo juga mengatakan dirinya memanfaatkan lahan embung tersebut baru tahun ini, sebelumnya lahan bekas embung tersebut digunakan orang lain dan bergantian. “Saya baru tahun ini, saya ini mengelola tanah seper empat saja ini,” terangnya.
Ia juga menuturkan tidak ada perawatan khusus menanam jagung di lahan bekas embung tersebut justru dianggap lebih mudah karena tidak jauh dari air sisa embung yang kering. “sama saja perawatanya, pakai pupuk urea dan pupuk yang merah itu, dan hasilnya juga sama.” Pungkasnya.
Sementara itu embung kedungsengon dalam kondisi normal memiliki debit air 560.000 meter kubik perdetik dan mampu menampung 2 koma 5 juta kubik untuk pasokan air irigasi 12.000 hekter sawah warga namun saat embung mengering warga beralih sumur pantek untuk mengairi sawah dengan debit yang sedikit.