FaktualNews.co

Pembakar Mayat Mertua di Mojokerto, Mengaku Dapat Inspirasi Usai Ngopi

Peristiwa     Dibaca : 1428 kali Penulis:
Pembakar Mayat Mertua di Mojokerto, Mengaku Dapat Inspirasi Usai Ngopi
FaktualNews.co/Amanullah/
Kedua pelaku pembunuhan korban Sri Astutik, saat rekontruksi.

MOJOKERTO, FaktualNews.co Sebanyak 29 adegan dalam rekontruksi kedua pelaku pembunuh Sri Astutik (55), warga Jalan Industri, Desa Sukorejo, Kecamatan Buduran, Sidoarjo. Fakta baru pun terkuak, dalam rekontruksi pelaku mengaku mendapat inspirasi membakar mayat mertua tirinya usai ngopi.

Hal itu terungkap saat pelaku Wahyu Hermawan (25) menantu korban asal Desa Entalsewu, Kecamatan Buduran, Sidoarjo dan Sugeng Wahyu Muslimin (23), warga Ngoro, Mojokerto, memerankan adegan ke 13.

Dalam adegan ke 13 usai pelaku menjarah barang berharga milik korban, seperti giwang, jam tangan dan gelang. Kedua pelaku langsung pergi ke wilayah Sidoarjo untuk menjual barang jarahan tersebut.

“Saya jual di pedagang pinggir jalan di wilayah Sidoarjo laku Rp 150 ribu dan hasilny saya buat beli bensin dan ngopi bersama Muslim,” ucap Wahyu saat diberi pertayaan petugas untuk membuka fakta kebenaran pembunuhan.

Saat berada di warung kopi, Wahyu bersama Muslim masih berunding merencanakan langkah selanjutnya terhadap mayat yang sementara di letakkan di semak semak bekas tambang.

“Usai ngopi, saya mendapatkan inspirasi untuk membakar korban, pada saat itu kisaran pukul 21.00 WIB” kata Wahyu, sembari mempraktekkan rekontruksi di lokasi pembuagan semantara.

Selain itu, fakta lain pembunuhan Sri Astutik juga terungkap bahwasanya, sebelum dibakar pelaku memiliki rencana membuang korban ke sungai yang tidak jauh dari lokasi pembuangan.

“Sebelumnya saya ini memliki rencana akan membuang korban di sungai, berhubung sungainya tidak ada airnya, akhirnya tidak jadi,” jelas Wahyu.

Selama berjalanya rekontruksi di tiga lokasi kejadian, mulai dari eksekusi pembunuhan yang dilakukan pelaku didalam mobil dengan menjerat leher korban mengunakan sabuk pengaman, hingga lokasi pembakaran.

Nampak pelaku utama Wahyu Hermawan, menantu korban asal Desa Entalsewu, Kecamatan Buduran, Sidoarjo seperti tidak ada rasa bersalah.

Bahkan Wahyu sempat terlihat senyum disaat memerankan rekontruksi di Desa Sugeng, Kecamatan Ngoro, Mojokerto.

Kasatreskrim Polres Mojokerto, AKP Muhammad Sholihin Fery mengatakan, fakta baru secara detail diketahui setelah adanya rekontruksi.

“Kedua pelaku memerankan  sebanyak 29 adegan dengan lima tempat kejadian perkara (TKP),” jelasnya

Selain polisi, dalam rekontruksi pembunuhan Sri Astutik yang dilakukan Wahyu dan Muslim, ikut menyaksikan dari pihak Kejaksaan Kabupaten Mojokerto.

Kasih Pidum Kejaksaan Negeri, Kabupaten Mojokerto Arie mengatakan, kedatangannya sebagai bentuk pengawalan Kejari dalam melakukan upaya tindak lanjut untuk memudahkan jaksa meneliti terhadap berkas perkara.

“Seperti yang disampaikan Kasatreskrim, kami sudah melakukan kordinasi sejak awal dalam kasus ini, mulai tahapan penyidikan hingga nanti pelimpahan berkas. Demikian ini agar memudahkan jaksa peneliti terhadap berkas perkara dalam kasus ini,”tegasnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebuah tengkorak manusia ditemukan Mukadi, pencari rumput di kebun Desa Kesemen, Kecamatan Ngoro, Mojokerto.

Saat ditemukan, pada Minggu (02/06/2019) lalu, tengkorak dalam kondisi hangus bekas dibakar menggunakan bekas ban truk.

Selain itu, polisi juga menemukan tulang bagian kaki, tulang telapak dan jari kaki, serta beberapa ruas tulang belakang di lokasi pembakaran.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin