Pendidikan

Waspadai Berita Bohong, Pelajar Didorong Cerdas Memilih Media

PASURUAN, FaktualNews.co – Perkembangan teknologi berdampak pada menjamurnya media online, namun tidak semuanya bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Demikian disampaikan Shohib Cinta, Kordinator Daerah (Korda) Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) wilayah Malang Raya di depan peserta Pelatihan Jurnalistik Pelajar di Pasrepan, Pasuruan, Sabtu (27/7/2019).

Dalam kesempatan itu Shohib mengajak para pelajar agar cerdas dalam memilih media yang digunakan sebagai rujukan informasi.

Menurut dia, pelajar harus cerdas dalam memilih media harus bisa dipertanggung jawabkan. “Pelajar saat ini harus bisa memilah mana berita sampah dan mana berita yang benar-benar layak untuk disebarkan ke masyarakat atau tidak,” ujar Shohib di acara yang digelar di Madrasah Aliyah Abu Amr, Pasrepan, Pasuruan.

Dikatakannya, salah dalam memilih media bisa terjebak dalam arus media yang notabene tidak berbadan hukum, sehingga mudah untuk menyebarkan berita bohong.

“Berita hoax akan merugikan publik. Itu bisa membuat seseorang terjerat pasal UU Informasi dan Elektronik ITE (ITE), Undang-Undang No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, tindakan ujaran kebencian mengancam konflik,” terangnya.

Oleh karena itu, dalam kesempatan yang sama, alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini memberikan tips khusus kepada para pelajar agar cerdas dalam memilih media sebagai rujukan informasi.

“Lihat nama medianya apakah sudah resmi berbadan hukum apa belum, karena itu bisa menjadi acuan utama apakah informasi yang diberikan media tersebut bisa dipertanggung jawabkan apa tidak,” tegasnya.

Shohib menambahkan, agar tidak salah dalam memilih media, para pelajar harus bisa mencermati susunan redaksi dan sekaligus alamat kantor yang tercantum di media tersebut.

“Media resmi pastinya memiliki susunan redaksi dan alamat yang jelas. Bahwa media yang bisa menjadi rujukan informasi adalah media yang sudah masuk verifikasi dewan pers,” urai pria yang suka nulis buku ini.

Minimal media tersebut, kata dia, sudah tergabung dalam organisasi media yang telah berbadan hukum, misalnya AMSI.

“Karena untuk masuk dalam anggota AMSI harus melewati beberapa proses yang salah satu di antaranya dicek keabsahan dari media tersebut,” terang Shohib.

Sementara itu, Fisona, Kepala MA Abu Amr menyampaikan bahwa diharapkan dengan digelarnya pelatihan jurnalistik pelajar di sekolah yang ia pimpin itu, para pelajar dapat menambah wawasan para pelajar tentang dunia jurnalistik.

“Dan minimal mereka nanti menjadi lebih hati-hati untuk tidak menyebarkan berita bohong. Selain itu, pasca pelatihan jurnalistik ini saya berharap nanti mereka bisa membuat buletin atau majalah sekolahan yang berkualitas dalam menyajikan informasi,” imbuhnya.