Mahasiswa KKN Unisla Ajari PKK di Lamongan, Sulap Bonggol Pisang Jadi Krispi
LAMONGAN, FaktualNews.co – Lazimnya setelah pisang berbuah dan jantung pisang diambil, batang pohon pisang, termasuk bonggol atau pangkal batang pohon pisang, dibuang. Karena dianggap tak ada gunanya.
Namun, bagi warga Desa Sugihwaras, Kecamatan Deket, Lamongan, yang tergabung dalam kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), memanfaatkannya untuk diolah menjadi makanan kering berbentuk crispy (krispi) atau keripik.
Itu setelah desa tersebut menjadi tempat atau lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) sekelompok mahasiwa Universitas Islam Lamongan (Unisla).
“Inspirasinya dari banyaknya bonggol pisang yang hanya jadi limbah karena tidak di manfaatkan warga. Banyak bongol pisang terbuang sia-sia. Melihat ini saya memanfaatkan bonggol pisang sebagai produk makanan yang kami beri nama Bang Cris,” kata Idiya, peserta KKN Unisla di Desa tersebut, Minggu (28/07/2019).
Maklum, wilayah ini berada di dataran rendah tempat pohon pisang tumbuh subur. “Salah satu yang paling populer atau enak dibuat krispi adalah pisang kepok, raja, dan pisang awak atau masyarakat biasa menyebutnya pisang klutuk, yang di dalamnya terdapat biji hitam yang keras,” jelasnya.
Kades Sugihwaras, Arofik mengaku senang dan mengapresiasi. Harapannya ini bisa menjadikan home industry alias industri rumahan bagi warga desanya.
Bonggol pisang atau Bang Cris ternyata sangat lezat, bergizi bagus dan terutama rendah kolesterol dan sebagai pelengkap makanan.
“Bahan baku yang sebelumnya menjadi sampah, saat ini bisa kami manfaatkan, dan saya berharap bisa diterapkan ke ibu-ibu PKK,” harap Kades Sugihwaras Arofik.
Dikatakan, bahan untuk membuat Bang Cris sangat mudah. “Hanya mencari di sawah dan bisa meningkatkan ekonomi di desa ini,” tutur Arofik.
Cara pembuatannya, berdasarkan resep yang diajarkan peserta KKN Unisla, sebagai berikut :
Bersihkan bonggol pisang, potong tipis bonggol pisang, lalu masukkan potongan ponggol pisang kedalam air garam dan rendam selama satu hari.
Kemudian, tiriskan irisan bonggol pisang yang sudah direndam, campur dengan adonan tepung dan bumbu rempah yang sudah disiapkan.
Lalu goreng kedalam minyak hingga matang dan kering, tiriskan keripik dan diberi rasa sesuai selera.
Bonggol pisang ini bermanfaat untuk meredakan disentri, pendarahan usus, amandel dan melancarkan pencernaan.
Ini karena mengandung zat pengatur tubuh giberellin dan sitokinin dan mengandung energi sebesar 43 kilokalori, protein 0,6 gram, karbohidrat 11,6 gram, lemak 0 gram, kalsium 15 miligram, fosfor 60 miligram, dan zat besi 1 miligram.
Batang pisang juga mengandung unsur phospat yang dapat digunakan menambah nutrisi tanaman untuk mempercepat proses pengomposan.
Rektor Unisla, Bambang, menyatakan, banyak potensi desa yang belum tergarap, dimanfaatkan mahasiswa dalam memberdayakan masyarakat.
“Kita juga ada MOU pada kades akan menindak lanjuti, untuk penelitian berbasis potensi desa. Seperti bonggol pisang ini,” ujarnya.