SURABAYA, FaktualNews.co – Sebagai orang tua tentunya kita sangat memperhatikan pola asuh terhadap buah hati kita. Kita tidak ingin pola asuh yang salah, pola asuh yang malah akan berakibat buruk pada karakter dan kepribadian buah hati kita. Untuk itu sebagai orang tua kita harus selektif dalam memilih pola asuh.
Lalu pola asuh seperti apa yang baik untuk buah hati kita sehingga tidak berdampak buruk pada buah hati kita? Salah satu jawabnya adalah hindari Helicopter Parenting.
Apa itu Helicopter Parenting?
Secara gampang Helicopter Parenting adalah pola asuh terhadap anak yang secara ketat mengawasi anak, mengatur anak, hingga mengharuskan anak untuk tetap berada di sampingnya. Sehingga anak akan susah untuk mandiri saat besar nanti.
Menurut Ann Dunnewold Ph. D. dalam buku Even June Cleaver Would Forget the Juice Box, calls it “overparenting”, Helicopter Parenting merupakan kecenderungan orangtua yang berusaha selalu melindungi dan ingin anak mendapatkan yang terbaik dengan terlalu terlibat dalam kehidupan anak hingga mengarah ke overcontrolling, overprotecting, dan overperfecting.
Biasanya orang tua dengan pola asuh Helicopter Parenting akan selalu terlibat, khawatir, dan terus menerus ingin membantu dalam kehidupan anak. Hal tersebut bisa saja berdampak buruk pada anak saat anak sudah beranjak dewasa.
Banyak studi yang mengatakan bahwa pola asuh ini merupakan pola asuh yang negatif. Tidak hanya sekali, namun sudah berkali -kali studi yang dilakukan menghasilkan dampak yang buruk dari pola asuh ini.
Psycology Today melaporkan bahwa pola asuh ini menunjukkan hubungan antara pola asuh ini dengan tingkat kecemasan pada anak-anak yang diasuh dengan pola asuh ini. Sebuah studi yang diterbitkan oleh Developmental Psychology, menemukan bahwa mengasuh anak berlebihan dapat berdampak buruk pada pengelolaan emosi dan perilaku anak.
Kenali ciri-ciri Helicopter Parenting
Untuk menghindari pola asuh yang berlebihan seperti pola asuh ini, kita harus mengenali dahulu ciri-ciri pola asuh tersebut. Beberapa ciri orang tua dengan pola asuh Helicopter Parenting adalah sebagai berikut :
• Orang tua selalu ikut campur dengan urusan anak dan selalu memutuskan semua urusan anak.
• Selalu mengikuti anak kemanapun ia pergi.
• Orang tua yang memutuskan keinginan anak dan selalu menuntun akan dengan kemauannya sendiri tanpa melihat potensi dalam diri anak dan apa yang disukai anak.
• Biasanya selalu khawatir berlebihan. Tidak bisa meninggalkan urusan anak barang sekejap saja. Semua harus orang tua yang mengurusi.
• Tidak percaya dengan kemampuan anak. Orang tua selalu mendikte anak untuk menjadi seperti kemauannya dan tidak percaya dengan pilihan anaknya sendiri.
Dampaknya bagi buah hati kita
Banyak studi yang telah mempelajari pola asuh ini dan beberapa dampaknya terhadap perkembangan emosi serta karakter buah hati kita. Memberikan perhatian yang berlebihan kepada buah hati kita ternyata malah berdampak buruk bagi buah hati kita, ada beberapa dampak yang biasanya terjadi pada anak dengan pola asuh seperti ini, sebagai berikut :
1. Emosi kurang teratur
Biasanya anak yang diasuh dengan pola asuh ini akan memiliki emosi yang kurang teratur. Karena orang tua secara sepihak memutuskan bagaimana si anak harus bertindak dan bertingkah laku, sehingga emosinya kurang terkontrol karena anak juga akan kesulitan dalam mengekspresikan emosinya.
2. Lebih manja
Anak menjadi lebih manja dengan pola asuh ini jika dilakukan secara berlebihan. Karena orang tua selalu mengurusi semua kebutuhan anak sehingga anak akan terbiasa dengan semua hal yang selalu disiapkan oleh orangtua. Dampaknya anak tidak akan siap untuk kehidupan bersosial yang mengharuskan ia untuk mandiri.
3. Kurang percaya diri
Orang tua selalu menentukan yang harus dan tidak boleh anak lakukan hal tersebut berpengaruh pada pola pikir anak bahwa apa yang ia lakukan tidak akan berhasil jika tidak dengan bantuan orang tuanya. Hal tersebut menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri saat anak akan mengambil keputusan sendiri.
4. Mudah depresi
Keinginan anak yang seringkali ditolak oleh orang tua bisa menyebabkan depresi pada anak. Misalnya anak tersebut menyukai olah raga sepak bola namun orang tuanya menginginkan ia untuk menjadi seorang penyanyi. Hal seperti itu bisa menjadi suatu beban jika orang tua memaksanya dengan keras dan menimbulkan depresi berkepanjangan.
5. Kurang terampil
Dengan pola asuh ini anak sudah diatur dan masa depannya di tentukan oleh orang tuanya. Semua kebutuhan disediakan oleh orang tuanya, mulai dari makanan, memakaikan baju, mengikat tali sepatu, menyiapkan buku pelajaran, hingga mengerjakan PR nya, membuat anak kurang terampil dalam melakukan hal tersebut. Sehingga saat dewasa kelak, ia akan cenderung kurang terampil dan selalu membutuhkan bantuan orang lain untuk mengerjakan pekerjaannya sehari-hari.
Jadi, mengasuh anak tidak boleh sembarangan. Cara yang kadangkala kita anggap itu yang terbaik untuk buah hati kita belum tentu sebenarnya berdampak baik untuknya.
Mulailah untuk lebih dekat dengan buah hati kita, cari tahu kesukaannya dan keinginannya, pelajari kebiasaanya. Kemudian bisa konsultasikan dengan konsultan anak, pola mengasuh apa yang baik untuk buah hati kalian. Mulailah terbuka dan menerima masukan dari buah hati Anda. Jadilah orang tua sekaligus teman terbaik bagi si buah hati.