Sosial Budaya

Terbentur Anggaran, ini Rencana BPCB Tangani Dua Situs Baru di Mojokerto

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Karena alasan anggaran dua situs purbakala yang ditemukan di dua lokasi berbeda di Mojokerto baru-baru ini masih belum mendapat penanganan yang memadai oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim. Namun demikian, BPCB telah menyiapkan skema pembiayaan untuk kedua situs tersebut.

Dua situs itu masing-masing ditemukan di Desa Kumitir Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto dan di Desa Pakis Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto,

Wicaksono Dwi Nugroho dari BPCB Jatim mengatakan, program ekskavasi harus lebih dulu diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mendapatkan anggaran.

“Kebutuhan anggaran untuk ekskavasi Rp 50 juta per situs selama 12 hari. Kalau hanya survei atau penjajakan Rp 10-15 juta per situs hanya selama 4 hari,” kata Wicaksono, Jum’at (02/8/2019).

Meski demikian, Wicaksono menyatakan, pihaknya tetap berupanya untuk bisa segera melakukan ekskavasi.

Terkait situs pagar Majapahit di Desa Kumitir, Wicaksono mengaku telah membuat laporan temuan situs sekaligus permohonan anggaran ekskavasi ke Dirjen Kebudayaan Kemendikbud pada akhir bulan Juni lalu.

Pihaknya berharap mendapatkan kucuran anggaran untuk ekskavasi karena situs tersebut berada di wilayah Cagar Budaya Peringkat Nasional. Namun, sampai saat ini belum ada jawaban dari pemerintah pusat.

“Opsi kedua untuk situs Kumitir kami carikan pengalihan anggaran. Sejelek-jeleknya tahun depan,” terangnya.

Sementara untuk situs permukiman Majapahit dari abad 15 di Desa Pakis juga sedang diupayakan untuk diekskavasi tahun ini. Hanya saja, anggaran ekskavasi akan menggunakan APBDes Pakis. BPCB Jatim hanya akan memberikan pendampingan untuk penggalian situs tersebut.

“Desa sudah akan menganggarkan lewat ADD untuk ekskavasi bulan September, realisasinya tahun depan,” ungkapnya.

Wicaksono memaparkan, penanganan temuan situs baru tidak hanya ekskavasi. Menurutnya, setiap situs purbakala yang terbuat dari bata merah kuno harus dibuatkan cungkup agar tak cepat rusak. Pembuatan cungkup tidak termasuk dalam anggaran ekskavasi. Sehingga cungkup biasanya dibangun pada tahun berikutnya menggunakan dana pemeliharaan situs.

“Tantangannya tahun ini ekskavasi, tahun depan baru ada anggaran pemeliharaan. Biasanya kami otak-atik anggaran supaya bisa buatkan cungkup darurat. Kami potongi anggaran operasional teman-teman tim ekskavasi. Sudah menjadi kesadaran masing-masing personil,” tegasnya.