Kurangi Ketergantungan Listrik PLN dan Menghemat Anggaran, Ponpes di Kediri Bangun PLTS
KEDIRI, FaktualNews.co – Terobosan baru dilakukan Pondok Pesantren Wali Barokah di Kelurahan Burengan, Kecamatan Kota, Kediri, dengan memanfaatkan tenaga matahari untuk pembangkit tenaga listrik.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tersebut dibangun selain untuk mencegah pemanasan global juga untuk meminimalisir ketergantungan listrik negara dan menghemat anggaran pondok setiap bulan untuk kebutuhan listrik.
Wakil Ketua Ponpes Wali Barokah, Agung Riyanto mengatakan, PLTS tersebut dibangun sejak Oktober 2018 lalu. Dibangun secara mandiri oleh internal pesantren, dibantu alumni pondok yang mempunyai keahlian dibidang kelistrikan.
“Untuk anggaran awalnya memang besar, yakni sebanyak Rp 10 miliar. Namun dengan dibangunnya ini kami akan lebih diuntungkan karena setiap bulannya akan menghemat sekitar Rp 60 juta,” ujarnya Senin (5/8/2019).
Laki-laki yang akrab disapa Agung tersebut juga menyebutkan, manfaat lain yang dirasakan pengurus yakni meminimalisir adanya mati lampu yang bisa menyebabkan terhentinya aktifitas belajar mengajar.
“Nah, dengan adanya ini kita harapkan adanya continuitas listrik jadi semisal listrik dari PLN mati kita bisa gunakan batrey dari konverter dari surya ini,” katanya.
Sebelum melakukan pembangunan proyek PLTS tersebut, pihaknya sebelumnya telah melakukan penelitian dengan bantuan satelit NASA untuk menentukan sejumlah aspek yang dapat mendukung. Diantaranya seperti kecerahan, intensitas cahaya matahari sepanjang tahun hingga suhu di sekitar bangunan PLTS.
“Alhamdulillahnya disini juga sangat mumpuni untuk intensitas cahayanya. Berdasarkan hasil survey diperkirakan dalam satu tahun hanya satu hari tidak ada cahaya matahari,” ungkap Agung.
Untuk diketahui, panel surya yang dibangun di Ponpes Wali Barokah tersebut memiliki bentang 41 X 40 meter persegi dengan jumlah panel sebanyak 640. Dalam 5 jam pancaran matahari panel tersebut mampu menghasilkan sebanyak 220 kilowatt.
“Kita disini dilengkapi dengan 40 batrei penyimpanan energi dengan kapasitas 50 ribu watt.”tuturnya.
Lebih lanjut, dengan jumlah santri yang bermukim sebanyak 5000 orang tersebut. Setiap bulan pengurus pondok harus mengeluarkan biaya tagihan sebanyak Rp 150 juta untuk tagihan bulanan listrik. Namun sejak memanfaatkan PLTS pihak pengurus mampu menghemat 50 persen anggaran.