FaktualNews.co

Manajemen JFC Jember Akui Kesalahan, Minta Maaf kepada Masyarakat Jember

Peristiwa     Dibaca : 1233 kali Penulis:
Manajemen JFC Jember Akui Kesalahan, Minta Maaf kepada Masyarakat Jember
FaktualNews.co/Hatta
Bupati Jember Faida saat berbicara di pertemuan mediasi manajemen JFC dengan MUI serta elemen masyarakat lain terkait penampilan artis Cinta Laura yang dinilai terlalu seronok.

JEMBER, FaktualNews.co – Manajemen Jember Fashion Carnival (JFC), menyampaikan permintaan atas keteledoran, sehingga sehingga ada tampilan busana yang dinilai terlalu mengumbar aurat saat gelaran JFC, Minggu (4/8/2019) lalu.

Bupati Jember Faida sebagai penanggung jawab, juga turut meminta maaf, karena yang terjadi pada gelaran Grand Carnaval JFC ke-18, merupakan keteledoran dari panitia penyelenggara.

Permintaan maaf itu disampaikan langsung dalam pertemuan mediasi antara MUI Jember beserta para tokoh ulama dengan manajemen Jember Fashion Carnival (JFC), dan juga jajaran Forkopimda.

“Dalam sebuh perjalanan dalam jangka waktu 18 tahun, itu masih baru. Sehingga (ibaratnya) ban bocor. Jadi adanya persoalan ini (polemik mengenai busana dan penampilan para talent) menjadi koreksi (bagi kami),” ujar CEO JFC Suyanto.

Hal itu dikatakan Suyanto usai pertemuan mediasi di Pendapa Wahyawibawagraha, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Selasa sore (6/8/2019).

Kemudian mengenai adanya hal-hal yang menampilkan busana terlalu menunjukkan aurat terbuka, juga disampaikan pihak penyelenggara JFC dan diakui merupakan sebuah keteledoran.

“Sehingga ke depannya menjadi lebih baik, dan tentunya dengan mempertimbangkan berbagai hal. Karena bagaimanapun juga keberadaan JFC harus diterima masyarakat, di tengah kearifan lokal kita,” ungkapnya.

“Terkait adanya kecolongan, persiapan JFC ini sudah lama, setahun sebelumnya. Kemudian almarhum (inisiator Dynand Fariz) meninggal, maka persiapan kita butuh fokus, beberapa hal menjadi lalai,” sambungnya.

Pihaknya pun memohon maaf, katanya, melalui forum mediasi tersebut.

“Seperti pernah kita alami pada 2005, yang kemudian kita sampaikan di DPRD waktu itu. Kemudian adanya masukan terkait etika berbusana, kemudian kita sampaikan etika (berbusana) JFC dari ujung rambut hingga ujung kaki,” ungkapnya.

Yang terjadi sekarang di luar perhatiannya. “Beliau ini (pengisi acara JFC) datang untuk menghargai karya sahabatnya. Mereka tamu kehormatan kita,” tandasnya.

Lebih jauh Suyanto menyampaikan, di balik kontroversi yang ada, masyarakat juga diharapkan paham apa yang ada dari JFC.

“Jadi di balik ini semua (gelaran JFC), apa yang perlu masyarakat ketahui adalah manfaat, keberadaannya, bagi mereka dan Indonesia. Sehingga semua bisa saling memiliki. Yang sekarang hanya menganggapnya pertunjukan,” ungkapnya.

“Padahal sebenarnya ini untuk mengasah SDM kita, untuk lebih kreatif, dan lebih percaya diri. Sehingga punya daya saing. Ibaratnya sebuah bor yang menggali tambang, dan tambangnya itu adalah SDM yang bisa kita manfaatkan,” sambungnya.

Sehingga dari hal yang kurang itu, katanya, bersama diperbaiki. “Apalagi masyarakat (Jember) sebagai tuan rumah mulai dari kebersihan sampah dan juga lain sebagainya, sekarang masih banyak keterbatasan termasuk fasilitas-fasilitas lainnya,” tandasnya.

Terpisah, Bupati Jember Faida sebagai penanggung jawab, siap untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka.

“Bahkan tidak hanya itu, ke depan nantinya juga akan ada regulasi yang diatur di setiap even di Jember. Baik itu waktu pelaksanaan, dan mungkin tampilannya. Untuk mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dan ciri dari Jember,” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah