JEMBER, FaktualNews.co – Pertemuan yang diinisiasi Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember membahas polemik gelaran Grand Carnaval Jember Fashion Carnival (JFC) ke-18, Minggu (4/8/2019), dilakukan di Gedung Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Jawa Timur, Selasa sore (6/8/2019).
Pertemuan secara tertutup dihadiri jajaran Forkopimda Jember, mulai dari Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo, Bupati Jember Faida, Wabup Muqiet Arief, Kasdim 0824 Jember Mayor Sampak (mewakili Dandim 0824 Jember).
Kemudian pihak Yayasan JFC, Ketua PCNU Jember, Ketua LPAI, Ketua FPI, Ketua PCNU Kencong, Ketua Muhammadiyah Jember, Ketua fatayat, Ketua muslimat, Ketua GP Ansor Jember, juga para kiai, dan perwakilan pondok pesantren se Kabupaten Jember.
Pertemuan tersebut membahas dan menyikapi suasana, serta perasaan para kiai di Jember. Acara pertemuan tersebut dimulai sekitar pukul 14.32 WIB.
Namun pembahasan yang dilakukan tertutup, dan awak media tidak diperkenankan untuk meliput terlebih dahulu.
“Masih pertemuan dulu di dalam, untuk wartawan silahkan ambil foto dulu. Setelah pertemuan nanti kita press conference ya,” ujar Kapolres Jember AKBP Kusworo Wibowo saat bertemu dengan sejumlah media.
Nantinya dalam pertemuan tersebut, menampung aspirasi para kiai dan tokoh agama di Jember. Agar bisa tersampaikan ke pemda maupun ke panitia JFC.