Hati-hati, Banyak Hewan yang Dijual untuk Kurban di Mojokerto Berpenyakit
MOJOKERTO.FaktualNews.co – Menjelang Hari Raya Idul Adha, masih marak sapi dan kambing yang tak layak untuk kurban di lapak para pedagang. Selain itu, juga banyak yang belum cukup umur.
Puluhan lapak kurban di Kabupaten Mojokerto diperiksa Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto, Rabu (07/08/19). Hasilnya banyak hewan kurban tak layak karena terjangkit beragam penyakit.
Dari hasil pemeriksaan di 18 kecamatan di Kabupaten Mojokerto selama 7 hari terakhir, petugas memeriksa 45 lapak pedagang hewan kurban. Jumlah hewan kurban yang diperiksa meliputi 1.300 ekor kambing, 276 sapi dan 191 domba.
Kepala Dinas Pangan dan Perikanan Kabupaten Mojokerto Suliestyawati mengatakan, dari hasil pemeriksaan, pihaknya menemukan hewan kurban yang terjangkit penyakit.
“Mulai dari kambing dan sapi ada yang terkena tpenyakit pink eye, testis tunggal, scabies atau penyakit kulit, orf, ISPA dan diare,” ucapnya, Rabu (7/8/2019). Usai melakukan pemeriksaan di salah satu lapak pedagang di Kecamatan Sooko.
Menurutnya, temuan hewan kurban kambing maupun sapi yang terjankit penyakit, tersebar di 9 kecamatan. Yaitu Kecamatan Pungging, Dlanggu, Trowulan, Gondang, Mojosari, Jatirejo, Puri, Gedeg dan Jetis.
Dia menjelaskan, temuan penyakit pada jenis hewan kurban yang masih dijual para pedagang, tidaklah menular ke manusia.
“Yang jelas, kami minta supaya tidak dijual karena tidak memenuhi syarat untuk dikurbankan. Sudah kami beri pengobatan langsung,” terangnya.
Dia juga menyebutkan, selain terjangkit penyakit, petugas juga menemukan sapi yang belum cukup umur. Petugas meminta kepada pedagang agar tidak menjual sapi tersebut untuk kurban.
“Di Mojokerto harga hewan kurban cukup beragam. Kambing dijual Rp 2,5 juta sampai Rp 6 juta per ekor. Sementara sapi dibanderol Rp 17 juta hingga Rp 38 juta per ekor,” katanya.
Pihaknya berharap, agar para pedagang hewan kurban menjual sapi dan kambing dalam kondisi sehat sesuai anjuran agama Islam, cukup umur, tidak cacat dan layak dikonsumsi masyarakat.