FaktualNews.co

Diduga Lupa Matikan Kompor, Empat ruko di Kompleks Makam Troloyo Terbakar

Peristiwa     Dibaca : 1160 kali Penulis:
Diduga Lupa Matikan Kompor, Empat ruko di Kompleks Makam Troloyo Terbakar
FaktualNews/Amanullah
Seorang petugas pemadam kebakaran melakukan pembasahan di sekitar lokasi kebakaran.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ruko di kompleks makam Troloyo di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto terbakar, Kamis, (08/08/19) pukul 09.00 WIB. Kendati tak ada korban dalam musibah ini, tak urung empat lapak pedagang hangus dilalap api.

Api baru bisa dipadamkan satu jam kemudian, setelah warga dibantu petugas pemadam kebakaran dengan tiga unit mobil PMK di terjunkan di lokasi.

Saksi mata Awrani warga sekitar menyebutkan, api baru bisa di padamkan sekitar pukul 09.50 WIB, setelah bangunan ruko penjual buah buahan, warung seblak hingga gorengan runtuh tak tersisa.

“Apinya cukup besar, sehingga dengan cepat menghabiskan seluruh isi ruko,” ungkapnya.

Informasi yang berhasil dihimpun, kebakaran diduga disebabkan kompor yang ada di salah satu warung.

Kasiman (72) salah satu pemilik warung mengatakan, dia menduga awal mulai api muncul berawal dari warung penjual makanan seblak.

“Katanya dia masak air, lupa matikan dan ditinggal antar anaknya sekolah. Saya sendiri tidak tahu, tiba-tiba langsung membakar empat warung. Termasuk warung saya,” ungkapnya.

Warga Desa Padusan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto ini berjualan buah-buahan di warung komplek Makam Trowulan sejak 50 tahun lalu. Ia mengaku, saat terjadi insiden kebakaran iti baru kulakan buah di Batu dan Mojokerto dan menata di depan warung.

“Tiba-tiba ada api dari warung seblak di bagian tengah. Ada empat warung, dari utara gorengan, seblak, kopyah dan saya jual buah-buahan,” katanya.

Dia menjelaskan, warung penjual seblak atas nama Ani Sofiyah (26). Akibatnya api yang muncul dari warung warga Kecamatan Pacet tersebut merepet ke tiga warung lainnya dengan ukuran masing-masing 4×5 meter.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh